Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Gagalkan Pemberangkatkan Ilegal 16 TKI ke Bahrain

Kompas.com - 11/09/2015, 10:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di bawah kepemimpinan Nusron Wahid terus menunjukkan keseriusannya menindak tegas praktik pemberangkatan TKI melalui jalur unprosedural atau ilegal.

BNP2TKI berhasil menggagalkan pemberangkatan 16 calon TKI secara ilegal di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (10/9/20150, yang hendak pergi ke Bahrain menggunakan Oman Air.

"Rencananya keenambelas orang tadi akan terbang bersama Oman Air dengan jadwal terbang Pukul 19.00 WIB (Kamis) dari Bandara Soekarno Hatta," kata Kasubdit Pengawasan, Direktorat Pengamanan dan Pengawasan, Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI, Kombes Pol Yaved Duma Parembang, ketika dikonfirmasi, Jumat (11/9/2015).

Dari 16 orang tersebut, lanjut Yaved dia, ada satu yang memegang. Namun, kebenaran atau keaslian KTKLN tersebut sedang dilakukan penelitian untuk memastikannya.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengatakan, pihaknya akan menindak siapa saja yang berupaya melakukan pemberangkatan TKI ke luar negeri secara nonprosedural.

"Kita tidak main-main. Yang begini ini pasti kita sikat," tegasnya.

Nusron menjelaskan, 16 orang calon TKI yang digagalkan pemberangkatannya karena ilegak itu rencananya akan ke Bahrain dan Abudabi, oleh PPTKIS berinisial E D M yang berdomisili di Jakarta Timur.

Nusron memastikan bahwa mereka yang terlibat atas praktik itu akan ditindak dan dikenakan sanksi hukum.

"Ini ada indikasi pelaku melakukan tindakan perdagangan orang yang ancaman hukumannya berat," ujarnya.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com