Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan Minta Harga Avtur dan Gas Diturunkan

Kompas.com - 12/09/2015, 21:31 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi untuk mendukung sektor perhubungan udara dan laut. Pasalnya, saat ini kedua sektor perhubungan itu terbebani oleh harga bahan bakar yang mahal.

Pertama, Jonan meminta Pertamina menurunkan harga avtur yang merupakan bahan bakar pesawat terbang. Saat ini, kata Jonan, harga avtur di Indonesia lebih mahal dibandingkan harga avtur internasional.

"Pertamina sebagai pemasok avtur di bandara-bandara di Indonesia, ya cuma satu yah, Pertamina aja, itu diminta untuk menurunkan atau membuat harga Avtur yang dijual kepada maskapai penerbangan itu sesuai dengan harga internasional," ujar Jonan saat menggelar konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (12/9/2015).

Saat ini, ucap dia, menurut laporan Angkasa Pura II, harga avtur lebih mahal sekitar 20 persen dari harga avtur internasional. Jonan menilai, harga avtur seharusnya tak semahal saat ini meski ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Mantan bos KAI itu menjelaskan, biaya operasional pesawat di Indonesia hampir 50 persennya disumbang oleh harga avtur. Oleh karena itu, mahalnya harga avtur akan sangat membebani maskapai.

"Kalau mau mendorong pariwisata, meningkatkan jumlah penumpang pesawat, atau mobilitas lebih tinggi, kalau mau harga tiket pesawat kompetitif, ya bahan bakar harus turun, karena bahan bakar ini itu kira-kira 50 persen dari total biaya operasinya airline," kata dia.

Kedua, Jonan meminta PGN untuk menurunkan harga gas untuk industri baja. Saat ini ucap dia, harga baja sebagai bahan utama industri galangan kapal terbebani harga gas PGN yang mahal.

"Ini kepentingan Kemenhub karena ini mendorong industri perkapalan dan sebagainya. Kita imbau agar harganya sesuai harga internasional. Nggak usah harga lokal, harga internasional saja sehingga bisa berkompetisi. Kalau galangan kapal nasional dianjurkan pakai baja produksi nasional, ya harganya harus standar," ucap Jonan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com