Kesolidan Presiden hingga Lurah Kunci Keberhasilan Paket Kebijakan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, pemerintah meluncurkan paket kebijakan deregulasi ekonomi yang dikenal dengan nama paket kebijakan September I. Berbagai pihak merespons beragam paket kebijakan itu mulai dari pujian hingga kritikan. Namun, yang dinanti masyarakat tentunya bukan persoalan pujian atau kritikan terhadap paket kebijakan ekonomi tersebut, melainkan implementasinya apakah memiliki dampak cukup positif bagi ekonomi atau tidak.

Pemerintah sendiri menyadari, paket kebijakan itu tak akan pernah berhasil apabila tak ada kerjasama yang solid diantara aparat pemerintah pusat hingga daerah. "Iya, kunci keberhasilan dari paket kebijakan ekonomi itu adalah kerjasama yang solid, bukan hanya baik, tapi solid antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah disemua level tingkatan," ujar Staf Khusus Menteri Keuangan Arif Budimanta kepada Kompas.com di Jakarta, akhir pekan lalu.

Artinya, aparatur negara mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, hingga Lurah memiliki peran yang sama yaitu mengimplementasikan paket kebijakan ekonomi sekaligus mengawalnya.

Salah satu kebijakan dalam paket ekonomi yang diluncurkan yaitu percepatan pencairan dana desa. Percepatan pencairan dana tersebut dilakukan untuk mempercepat pembangunan di desa sembari menjaga daya beli masyarakat pedesaan untuk menopang tingkat konsumsi rumahtangga dalam perekonomian nasional.

Arif mengatakan, pemerintah menyadari sepenuhnya adanya tingkat konsumsi yang menurun di tengah kondisi perekonomian nasional yang melemah saat ini. Oleh karena itu ucap dia, pekat kebijakan itu memprioritaskan kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat terutama kelas menengah ke bawah. Bahkan, untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat itu, pemerintah juga akan mempercepat penyaluran raskin.

"Kesolidan itu harus ditunjukan dengan konsolidasi ekonomi yang baik plus konsolidasi politik yang baik. Tanpa itu, akan ada gap dalam operasional paket kebijakan ekonomi di lapangan," kata Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.