Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BPS Tak Mau Anggaran Sensus Ekonomi 2016 Dipangkas

Kompas.com - 14/09/2015, 13:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, rencananya anggaran yang dibutuhkan untuk sensus ekonomi 2016 mencapai Rp 3,4 triliun.

Anggaran ini diakui Suryamin lebih besar dibandingkan sensus ekonomi 2006. Namun, dengan adanya rencana pemotongan anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, Suryamin khawatir anggaran sensus ekonomi juga kena pangkas.

"Direncanakan 2016 anggarannya, Rp 3,4 triliun, tapi ada pemotongan anggaran, mudah-mudahan masih bisa dipertahankan, meski di K/L ada pemangkasan," kata Suryamin di Jakarta, Senin (14/9/2015).

Diperkirakan jumlah usaha yang disensus pada 2016 mendatang mencapai 28 juta unit usaha. Angka ini naik dibandingkan jumlah usaha tahun 2006 yang mencapai 22,65 juta usaha dan 1996 yang mencapai 16,4 juta usaha.

Suryamin menjelaskan, sensus ekonomi 2016 akan dimulai rangkaiannya dari 2014 hingga 2018. Pada 2014, BPS melakukan tahap perencanaan, dan 2015 ini melakukan tahap persiapan.

"Sensus ekonomi 2016 dilakukan selama satu bulan, dengan menerjunkan personil BPS dan 400.000 mitra," sambung Suryamin.

Tahap selanjutnya ialah sensus sample pada tahun 2017 dan terakhir tahap analisisnya pada 2018. Namun, diharapkan pada pertengahan 2017 BPS sudah bisa merilis data sensus ekonomi, kendati belum lengkap.

Suryamin menambahkan, dilibatkannya 400.000 mitra dikarenakan jumlah personel BPS yang hanya mencapai 16.000 orang. Para mitra diberi upah sebulan antara Rp 2,3 juta hingga Rp 3 juta. Namun ada persyaratan dan minimal pendidikan untuk menjadi mitra sensus ekonomi 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com