Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Minta Pengembang Bandara Lebak Tak Memaksakan Diri

Kompas.com - 18/09/2015, 05:19 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta pengembang  bandara Lebak melakukan penyesuaian dengan tatanan bandara nasional. Pasalnya, apabila proyek tersebut dipaksakan, pergerakan pesawat dan operasi bandara akan tidak maksimal.

"Akan sangat bagus PT Maja Raya Indah Semesta (MRIS) bisa menyesuaikan dengan tatanan bandara nasional kita. Kalau masih memaksakan, risikonya itu utiltiasnya tidak maksmimal. Kan sudah kita lihat banyak sekali obstacle-nya (halangan penerbangan)," ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M. Djuraid di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Kemenhub menjelaskan, ruang udara (airspace) di Lebak Banten terbilang cukup terbatas karena sudah ada airspace Bandara Pondok Cabe, Rumpin, Curug (Budiarto), Halim Perdanakusuma, dan Soekarno-Hatta.

Bila tetap mau membuat bandara di lokasi tersebut, Kemenhub meminta arah pembangunan runway harus mengarah ke area ruang udara yang tidak mencakup airspace kelima bandara yang ada disekitarnya.

"Kedua, ini harus dihitung ulang, karena kalau orientasi landasan, berarti ada potensi misalnya utilitas penerbangan 90 persen itu bisa jadi akan turun," kata Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Novie Riyanto.

Selain itu, Kemenhub juga tak yakin bandara Lebak akan memiliki dua runway karena keterbatasan airspace tersebut. Menurut Novie, pesawat harus memutar cukup jauh apabila ingin landing di runway bandara itu nantinya.

Sementara itu, Direktur Kebandarudaraan Agus Santoso mengatakan, Kemenhub sudah memiliki tatanan bandar udara berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan. Menurutnya, tatanan tersebut sudah menentukan tiga lokasi yang kelaikan duanya sudah memenuhi syarat yaitu di Kertajati (Majalengka/Jawa Barat), Kerawang (Jawa Barat), dan Panimbang (Banten).

Saat ini bandara di Kertajati sudah dalam proses pembangunan oleh Angkasa Pura II. Sementara Karawang dan Penimbang, belum ada investornya. "Jadi skema ini untuk dukung Bandara Soekarno-Hatta. Kita punya alternatif tiga bandara yang masuk dalam tatanan kebandarudaraan nasional," ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com