Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-keputusan The Fed, Tekanan terhadap Ekonomi Indonesia Belum Usai

Kompas.com - 18/09/2015, 15:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini tekanan terhadap ekonomi Indonesia akan terus berlanjut meski bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, sudah mengumumkan tak menaikkan suku bunga acuan AS (Fed fund rate). "Jadi yang ingin saya sampaikan itu adalah kondisi dari dunia khususnya AS, tentu ini berdampak kepada pasar. Reaksi pasar beda-beda, ada yang menunjukkan penguatan karena merasa bahwa ekonomi AS dan currency AS tidak jadi menguat seperti yang diperkirakan. Tapi, untuk negara berkembangan tetap ada tekanan. Dan itu juga berdampak kepada Indonesia," ujar Agus di Kantor BI, jakarta, Jumat (18/9/2015).

Selama ini kata dia, banyak pihak yang memandang apabila The Fed tak menaikan suku bunga, akan ada dampak positif kepada ekonomi negara berkembang. Namun, akibat masih anjloknya harga komoditas dan pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia, tekanan kepada ekonomi negara berkembang termasuk Indonesia tetap akan terjadi.

Meski begitu, dia mengatakan fundamental ekonomi Indonesia masih baik di tengah tekanan perekonomian global itu. Angka inflasi yang masih terjaga dan defisit neraca berjalan yang mulai menyusut menjadi acuannya. "BI meyakini inflasi akan menuju target 4 plus minus 1 persen. Current Account Defisit (CAD) memang masih defisit, itu akan membuat tekanan terhadap permintaan dollar atau valas yang cukup tinggi. Tapi current account menuju kondisi lebih sehat walaupun defisit, yang sebelumnya dari minus 4 persen  pada kuartal lalu 2014 sekarang menjadi minus 2 persen," kata dia.

Namun, BI juga masih melihat adanya tekanan karena dana asing yang masuk ke Indonesia periode Januari-September 2015 hanya Rp 40 triliun. Padahal tahun lalu, nilainya mencapai Rp 170 triliun. Menurut Agus hal itu disebabkan gejolak di pasar modal karena semua pihak menunggu perkembangan ekonomi AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com