Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPEM UI: Harga Premium Turun 5 Persen, 165.000 Rakyat "Terselamatkan"

Kompas.com - 21/09/2015, 04:48 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dinilai sebagian kalangan sebagai cara ampuh untuk meringankan beban rakyat di tengah merosotnya daya beli akibat pelemahan perekonomian nasional saat ini.

Menurut Kepala Kajian Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto, perubahan harga BBM, naik atau turun, sangatlah berpengaruh besar bagi angka kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan penelitian LPEM UI, setiap penurunan 5 persen, harga premium akan menyelamatkan daya beli ratusan ribu rakyat Indonesia.

"Kalau BBM turun 5 persen atau sekitar Rp 400 itu 165.000 orang akan bisa 'terselamatkan'. Itu hitungan kami. Ini bisa jadi solusi," ujar Teguh dalam acara diskusi energi di Jakarta, Minggu (20/9/2015).

Dia melanjutkan, angka kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Maret 2015, yang dirilis belum lama ini, mengungkap, terjadi kenaikan 860.000 angka masyarakat miskin. Menurut dia, hal itu disebabkan kenaikan harga BBM pada akhir tahun lalu.

Ia menyebutkan, kebijakan penurunan harga BBM tak bisa dibebankan kepada Pertamina saja. Pemerintah, kata dia, menjadi pihak yang paling besar dalam penentuan harga BBM jenis premium.

Sementara itu, ekonom Destry Damayanti juga mengatakan, penurunan harga BBM akan memiliki dampak yang besar kepada perekonomian, terutama terhadap tingkat inflasi. "Kalau BBM diturunkan, dampaknya akan sangat signifikan. Setiap 10 persen penurunan harga BBM, 0,5 sampai 0,7 inflasi akan turun," kata dia.

Meski begitu, dia menilai bahwa penyesuaian harga BBM tidak bisa dilakukan setiap saat karena akan membuat gejolak di masyakarat. Dia mengatakan, skema evaluasi harga BBM enam bulan atau tiga bulan sekali tepat dilakukan saat ini.

Ada satu hal yang penting disorot Destry, yakni pemerintah diminta tak "mencla-mencle" mengubah skema penyesuaian harga BBM. Pasalnya, hal itu akan menentukan kredibilitas pemerintah di mata dunia usaha. "Hanya saja, di Indonesia, kebijakan ini gampang berubah. Nah, harus hati-hati, kredibilitas pemerintah dilihat nanti. Kalau ada policy dan diralat dalam waktu dekat malah enggak nyaman," ucap dia.

Saat ini, harga minyak dunia terus mengalami tren penurunan. Pada Jumat (19/9/2015), harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2015 turun 2,22 dollar AS menjadi 44,68 dollar AS per barrel. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November mendatang kehilangan 1,61 dollar AS, menjadi 47,47 dollar AS per barrel dalam perdagangan London.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com