Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kalla: Impor Harus Dibatasi untuk yang Penting Saja

Kompas.com - 22/09/2015, 17:05 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan perlunya menjaga cadangan devisa di tengah lesunya perekonomian nasional. Kalla meminta agar ekspor tetap terjaga dan impor dibatasi untuk hal-hal yang penting saja demi menjaga cadangan devisa.

"Bagaimana menjaga devisa ini, jangan apa itu jangan dipakai tanpa untuk luxuries atau sebagainya. Bagaimana menjaga agar eskpor kita tetap terjaga, bagaimana impor itu dibatasi untuk hal-hal yang penting saja," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Hari ini, Kalla memimpin rapat terkait devisa di Kantor Wapres. Rapat tersebut dihadiri Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, serta Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Dalam rapat tersebut disepakati langkah yang akan ditempuh pemerintah dalam meningkatkan cadangan devisa. Pemerintah akan menyusun instrumen-instrumen yang mendorong peningkatan devisa.

Kalla juga menyampaikan bahwa pemerintah akan belajar dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina dalam mendorong peningkatan devisa.

"Tapi yang paling penting tetap kita memperlakukan ini suatu devisa yang bebas tapi tentu butuhkan suatu sistem yang baik sehingga ekonomi kita dapat lancar," tutur Kalla.

Sebelumnya, Menkeu Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa cadangan devisa pemerintah masih aman setidaknya untuk impor enam bulan ke depan. Meskipun demikian, menurut Bambang, pemerintah tetap perlu menambah cadangan devisa.

"Enggak kritis, cuma kan istilahnya lebih banyak lebih baik. Kalau punya dompet tebel kan lebih enak daripada dompet kering, kantong kering, kita intiya bgaimana mempertebal dompet kita itu," ujar Bambang.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sebelumnya menyampaikan bahwa posisi cadangan devisa hingga Senin (21/9/2015) mencapai 103 miliar dollar AS. Angka ini berkurang dibandingkan dengan Agustus 2015 yang nilainya 105,3 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com