Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intervensi Rupiah dengan Cadangan Devisa bagai "Menggarami Lautan"

Kompas.com - 25/09/2015, 14:26 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Bank Indonesia (BI) menjaga nilai tukar rupiah dengan menggelontorkan cadangan devisa di pasar valas dinilai akan sia-sia bila kepercayaan pasar ke pemerintah sangat minim. Upaya BI itu dianalogikan layaknya seseorang yang terus menerus menabur garam di laut.

"Bank Indonesia itu kewenangannya sangat terbatas dan instrumennya juga sangat terbatas apalagi kalau BI dipaksa maka nanti yang dilakukan pasti hanya intervensi pasar. Intervensi pasar itu kita hanya punya 103 miliar dollar AS, dan itu hanya akan menggarami lautan kalau tidak adanya kepercayaan pasar," ujar Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef), Enny Sri Hartati di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Menurut Enny, BI tak akan bisa kerja sendiri. Pemerintah kata dia harus membantu bank sentral itu dengan memperbaiki neraca pembayaran. Namun, dia mengakui perbaikan neraca pembayaran cukup membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Oleh karena itu ucap dia, satu-satunya jalan mengerem pelemahan rupiah adalah dengan meningkatkan kepercayaan pasar.

"Yang bisa dilakukan dalam jangka pendek untuk bisa mendorong stabilisasi nilai tukar itu hanya kepercayaan. Jadi kan begini secara fundamental oke memang itu memicu pelemahan rupiah tapi yang membuat rupiah sangat tertekan dan mengalami fluktuasi yang cukup tinggi itu adalah spekulan," kata Enny.

Nilai tukar rupiah masih berada di bawah tekanan dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot, Jumat (25/9/2015). Mata uang Garuda dibuka melemah ke posisi Rp 14.706 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya pada 14.684.

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.05 WIB, rupiah masih terpuruk di posisi Rp 14.707 per dollar AS, setelah sempat bergerak ke kisaran 14.685.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com