Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Makanan dan Minuman Anggap Kondisi Ekonomi Sudah "Lampu Kuning"

Kompas.com - 25/09/2015, 21:16 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha industri makanan dan minuman yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menganggap, situasi ekonomi saat ini sudah "lampu kuning".

"Berdasarkan survei, ketergantungan kita terhadap dollar ini sangat berat sekali. Kita tahu secara praktis (rupiah) sudah mencapai Rp 15.000. Ini sudah 'lampu kuning' untuk kita," ujar Ketua Umum Gapmmi Adhi Lukman di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Dia meminta agar pemerintah bisa melakukan terobosan sehingga nilai tukar rupiah tidak terus melemah. Meski mata uang negara lain juga ikut melemah terhadap dollar, kondisi rupiah saat ini sudah sangat memberatkan pengusaha.

"Bahan baku kita masih banyak yang impor, ini jadi masalah. Bukan kita senang impor, tetapi karena keterpaksaan karena enggak ada di dalam negeri, dari mutu dan ketersediaan jumlahnya," kata dia.

Di tengah kondisi itu, pengusaha bimbang mengambil keputusan menaikkan harga produk. Pasalnya, daya beli masyakarat saat ini begitu lemah sehingga produk tersebut dikhawatirkan tak laku.

"Jadi, perusahaan mengefisienkan diri, juga menjaga margin. Kita melihat beberapa perusahaan sudah teriak karena bottom line sudah mulai tergerus. Ini yang harus hati-hati," ucap dia.

Sebelumnya, pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri makanan dan minuman sudah mulai terjadi karena pelemahan rupiah. Namun, skalanya belum besar seperti yang dikabarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com