Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Impor Beras Dibuka, BPS Lakukan Tiga Survei

Kompas.com - 29/09/2015, 15:18 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan tiga survei sebelum pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras. Tiga survei tersebut mencakup survei stok beras rumah tangga, survei lahan pertanian, dan survei luasan panen.

Kepala Bidang Statistika Produksi, BPS Provinsi Bengkulu mengatakan survei itu dilakukan berangkat dari keraguan banyak kalangan terhadap data BPS yang menyebutkan Indonesia mencatatkan surplus beras terbesar dalam 10 tahun. Namun tidak jelas di mana keberadaan beras tersebut.

"Surplus beras itu data dari stok beras di rumah tangga petani untuk memenuhi konsumsi keluarga petani itu sendiri selama satu kali musim panen atau enam bulan ke depan sampai tiba musim panen lagi. Jadi Produksi petani itu masih untuk konsumsi pribadi, bukan untuk bisnis," sebut Zulfikar.

Ia contohkan, dari 83.145 petani di Bengkulu, pada tahun 2014 Bengkulu mengalami surplus beras hingga 121.000 ton GKG namun sebanyak 55,8 persen untuk konsumsi pribadi keluarga petani. "Hanya 25 persen yang dijual," tegas dia.

Oleh karena itu lanjutnya, untuk memastikan kebijakan impor beras, BPS ditugaskan melakukan survei tiga komponen tersebut, yakni stok beras di rumah tangga, survei lahan pertanian dan luasan lahan pertanian.

"Jika tiga survei itu dilakukan maka akan ketahuan apakah stok pangan nasional aman atau tidak sehingga diperlukan kebijakan impor beras," demikian Zulfikar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com