Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Uang Asia Alami Pelemahan Kuartal Terburuk sejak Tahun 2008

Kompas.com - 01/10/2015, 10:54 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com - Mata uang Asia mengalami pelemahan kuartal terburuk sejak krisis finansial 2008. Hal itu tampak pada The Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang sudah merosot 4 persen. Ini merupakan yang terburuk sejak 2008 silam.

Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan pelemahan terbesar yakni 14 persen akibat penurunan harga minyak dunia dan Perdana Menteri Najib Razak tengah diinvestigasi atas skandal korupsi.

Sementara, yuan mengalami pelemahan dalam 1,5 tahun terakhir akibat kondisi ekonomi China yang memburuk. Yuan mencatatkan pelemahan 2,6 persen pada periode yang sama, yang merupakan pelemahan kuartalan terbesar sejak kuartal yang berakhir Maret 2014.

Adapun pelemahan rupiah Indonesia di kuartal III mencapai 9,2 persen terhadap dollar AS. Sedangkan baht Thailand melemah 7,1 persen. Sedangkan mata uang Asia lainnya seperti dollar Taiwan melemah 6,8 persen dan won Korea Selatan melemah 6,7 persen.

Pada periode yang sama, dollar Singapura melemah 5,5 persen, peso Filipina melemah 3,9 persen, rupe India melemah 3,5 persen, dan dong Vietnam melemah 3 persen.  

Ada dua isu yang menghantui mata uang regional saat ini. Pertama, perlambatan perekonomian China yang memukul ekspor di hampir seluruh kawasan regional, meningkatkan pelonggaran kebijakan, dan memanaskan risiko perang mata uang.

Kedua, prospek kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika pada tahun ini. Pimpinan The Fed Janet Yellen pada Kamis pekan lalu bilang, bank sentral masih akan tetap menaikkan suku bunga pada tahun ini.

"Sangat sulit melihat bagaimana mata uang Asia bertahan atau menguat di kuartal empat, dengan pelemahan atas dollar AS masih menjadi tren. Kami memprediksi volatilitas atas mata uang Asia masih tinggi seiring langkah pemerintah Asia mengeluarkan sejumlah kebijakan baru untuk mengerek pertumbuhan di tengah isu kenaikan suku bunga the Fed," urai Sean Callow, senior currency strategist Westpac Banking Corp di Sydney.

Selain itu, hasil survei Bloomberg menunjukkan, dana asing yang hengkang dari China pada Agustus lalu mencapai 141,66 miliar dollar AS, melampaui rekor sebelumnya yakni 124,62 miliar dollar AS pada Juli. Sementara, dana yang ditarik oleh investor asing pada kuartal III dari pasar saham India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand mencapai 17,7 miliar dollar AS.

Pada bulan ini, Bank Pembangunan Asia (ADB) menurunkan prediksi pertumbuhan negara berkembang Asia di 2015 dari 6,3 persen menjadi 5,8 persen. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com