Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Anggarkan Rp 105 Triliun untuk Pembangunan Kereta Api Luar Jawa

Kompas.com - 03/10/2015, 15:33 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp 105 triliun hingga 2019 untuk pembangunan kereta api luar jawa. Menurut Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustofa Juraid, dari 6.500 km rel yang terbentang di luar Jawa, baru 3.500 km yang aktif.

"APBN akan kita optimalkan pembangunan transportasi di luar Jawa. Sumatera, misalnya, kita sudah punya jalur Aceh, Bieureun, Lokshmawe, Sambung ke Sumatera Utara," kata Hadi dalam diskusi yang digelar Smart FM di Jakarta, Sabtu (3/10/2015).

Alokasi dana Rp 105 triliun itu di antaranya untuk pembangunan kereta api Trans-Sumatera, Trans-Kalimantan, Trans-Sulawesi, Papua, dan reaktivasi sejumlah jalur kereta di Jawa. Untuk Trans-Sumatera, Kemenhub menganggarkan dana kurang lebih Rp 41,12 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan jalur baru sepanjang 1.399 km dan untuk reaktivasi jalur sepanjang 111 km.

"(Jalur) 111 km ini akan kita reaktivasi menyusuri pantai timur Sumatera, Riau, Jambi, belok ke Padang, sampai Lampung. Selama ini kan kita juga sudah punya kereta di Medan, Sumatera Barat, itu akan kita sambungkan," kata Hadi.

Adapun alokasi anggaran untuk Trans-Sulawesi kurang lebih Rp 31,25 triliun sampai 2019 untuk pembangunan jalur sepanjang 1.772 km dari Makassar hingga Manado. Menurut Hadi, pembangunan jalur di Sulawesi ini sudah mulai berjalan dan kemungkinan akan diresmikan pengoperasiannya pada akhir tahun ini. Tahap pertama untuk jalur Makassar ke Pare-pare sudah dibangun dan akan disambung ke Manado.

Kemenhub juga menganggarkan kurang lebih Rp 22,9 triliun untuk pembangunan 2.428 km jalur Trans-Kalimantan dalam lima tahun. Pembangunan rel Trans-Kalimantan ini masih dalam tahap studi kelayakan. Pemerintah akan membangun jalur kereta sepanjang kurang lebih 2.500 km yang menyerupai huruf U dari Pontianak Kalimantan Barat hingga ke Samarinda, Kalimantan Timur.

"Di tengah nanti asumsinya angkutan barang, batu bara, kita serahkan kepada swasta. Saya dengar Qatar tertarik, Soviet juga tertarik," kata dia.

Selain itu, Kemenhub berencana membangun jalur kereta di Papua yang menghubungkan Sorong dan Manokwari sepanjang 390 km. Studi kelayakan pembangunan rel di Papua ini akan dimulai tahun ini. Pembebasan lahan diharapkan bisa dimulai pada tahun depan. Anggarannya diperkirakan Rp 10,33 triliun melalui pembiayaan tahun jamak.

Terkait jalur di Jawa, Hadi menyampaikan bahwa Kemenhub akan melakukan reaktivasi di sejumlah wilayah dan menyelesaikan double track di jalur selatan Jawa. Di samping itu, Kemenhub akan menghubungkan kembali jalur laut dengan kereta api. Jalur kereta api akan dibuat masuk hingga ke pelabuhan-pelabuhan, seperti Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, dan Tanjung Perak di Surabaya.

"Sebenarnya sudah ada desain warisan Belanda, Tanjung Perak, Tanjung Mas, termasuk Tanjung Priok, sudah ada. Surabaya sudah jalan, kereta sudah masuk Tanjung Perak, Semarang nanti ke Tanjung Mas, ini jalur sudah ada sejak zaman VOC," papar Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com