Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Proyek KA Cepat Penyakit Pemerintah Baru

Kompas.com - 03/10/2015, 19:51 WIB
Icha Rastika

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto menilai proyek kereta api cepat layaknya penyakit dari pemerintahan yang baru. Pemerintah baru, katanya, selalu ingin membuat proyek mercusuar yang bakal menjadi peninggalannya kelak. "Saya kira dalam konteks politik dalam negeri ini memang proyek seperti ini salah satu penyakit dari pemerintahan baru. Mereka selalu ingin membuat proyek mecusuar. Dari Orde Lama pun juga punya, dapat rampasan perang, langsung bikin proyek Gelora Bung Karno, proyek parlemen, Hotel Indonesia," kata Nico dalam diskusi yang digelar Smart FM di Jakarta, Sabtu (3/10/2015).

Nico lalu mencontohkan proyek mercusuar lainnya yang dibangun pada masa Orde Baru, yakni Taman Mini Indonesia Indah. Menurut Nico, pembangunan TMII itu dilakukan ketika masih banyak masyarakat yang kelaparan.

Pemerintah Orde Baru, menurutnya, juga mengembangkan industri pesawat terbang di saat sektor pertanian masih memerlukan penguatan. Ia juga menilai bahwa proyek mercusuar seperti kereta api (KA) cepat cenderung berlawanan dengan ideologi pemerintah sendiri. Proyek ini seolah bertentangan dengan prinsip Nawa Cita yang membangun dari pulau terluar Indonesia. "Proyek kereta cepat membangun Indonesia dari mana? Dari Gambir? Itu pusat sekali tetapi sebagai suatu proyek politik itu memang diperlukan, kalau lima tahun lagi pemilihan, ini ada sesuatu yang baru," ucap Nico.

Di samping itu, menurut dia, proyek KA cepat dikhawatirkan bakal meningkatkan kesenjangan sosial di masyarakat. Kendati demikian, Nico menilai bahwa proyek kereta api cepat ini baik direalisasikan untuk menjadi modal awal modernisasi. Proyek ini diharapkan bisa menjadi modal modernisasi kereta api di wilayah lain, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.

Pemerintah sebelumnya memutuskan bahwa proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung akan direalisasikan dengan menggandeng China sebagai investor. Presiden Joko WIdodo menyerahkan proyek itu kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan menyatakan proyek itu harus digarap secara business to business (B to B) tanpa menggunakan anggaran negera, serta tidak mendapat jaminan dari pemeritah.

Adapun BUMN yang akan terlibat dalam konsorsium proyek kereta cepat meliputi PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga, PT Kereta Api Indonesia, serta PT Perkebunan Nusantara VIII. Sementara China juga membentuk konsorsium demi proyek yang akan menelan dana puluhan triliun rupiah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com