Dengan begitu kata dia, konsumsi masyarakat akan terjaga sehingga permintaan produksi akan tumbuh, sehingga ekonomi mulai bergerak. "Satu-satunya yang bisa dilakukan dalam waktu singkat adalah dengan cash transfer," ujar Chatib di acara seminar ekonomi nasional di Jakarta, Senin (5/10/2015).
Dia mengapresiasi berbagai langkah pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyakarat misalnya dengan penyaluran dana desa. Namun, dimata Chatib, langkah itu tak akan optimal lantaran masih banyak pejabat daerah yang belum terlatih melakukan pembukuan. Birokrasi di daerah yang berbelit pun dinilai akan menjadi hambatan penggunaan dana desa tersebut.
Menengok kebijakan pemerintahan Presiden SBY 2 tahun silam, tutur Chatib, sebanyak 15,5 juta kepala keluarga (KK) yang terdiri 4 orang, mendapatkan bantuan dana tunaimelalui program BLT. Berkat program itu, 62 juta masyarakat miskin Indonesia memiliki daya beli sehingga dampaknya menopang tingkat konsumsi dalam perekonomian saat itu.
Menurut dia, bila angka penerima cash transfer itu dinaikkan menjadi 30 juta KK saja, maka separuh penduduk Indonesia akan terbantu dan daya beli akan kembali naik.
"Bagi masyakarat tidak mampu, uang itu tidak akan ditabung karena untuk kebutuhan. Permintaan bergerak dan setelah itu barulah kita bicara penurunan suku bunga (BI rate)," kata dia.
baca juga: Apindo: Ekonomi Indonesia Sudah Lampu Merah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.