Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2015, 07:11 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

 

KOMPAS.com -  Menyekolahkan anak di luar negeri tidak hanya butuh kesiapan biaya memadai, terutama ketika tak ada dukungan beasiswa penuh. Pengelolaan keuangan, termasuk pola dan jalur pengiriman uang, sejak awal harus dijadikan perhatian.

Terlebih lagi, ada selisih kurs, perbedaan tingkat biaya hidup, dan jarak antar-negara yang tak selalu memiliki akses mudah untuk urusan keuangan. Apa saja yang harus dipersiapkan?

Kebutuhan

Kebutuhan selama bersekolah di luar negeri tidak terbatas pada biaya pendidikan. Selain biaya hidup sehari-hari, kebutuhan ini juga tergantung pada fasilitas seperti apa yang diinginkan orangtua untuk anaknya di seberang sana. 

Setiap negara juga punya standar hidup beragam. Perencana keuangan OneShildt, Budi Raharjo, menghitung biaya di luar ongkos sekolah yang paling mendasar adalah untuk kebutuhan pokok, yaitu pangan dan papan.

"Anda bisa lebih dulu meriset kisaran biaya sewa rumah atau flat di negara tujuan, baik dari internet maupun pengalaman kolega,” kata Budi, seperti dikutip Kontan edisi Senin (15/12/2014).

"Selain biaya sewa, ketahui pula biaya operasional seperti listrik, gas, pulsa telepon, transportasi, dan lain-lain," ujarnya.

Di negara empat musim, lanjut Budi, kebutuhan listrik dan gas kemungkinan meningkat terutama selama musim dingin. Karena itu, orangtua juga perlu bersiap memberi dana cadangan untuk kebutuhan mendadak.

Kurs dan remitansi

Biaya sekolah yang kelak dipakai di luar negeri adalah mata uang di negara setempat. Dengan valuta berbeda, orangtua harus pula menimbang fluktuasi nilai tukar. Berapa pun kebutuhan yang sudah terdata, sejak awal sudah harus mengantisipasi gerak kurs tersebut. 

Persiapan selanjutnya dari para orangtua adalah cara mengirim uang kepada sang buah hati di negeri orang. Mengirim uang melintasi batas negara tak semudah mentransfer uang lewat anjungan tuna mandiri (ATM), misalnya, seperti yang jamak dilakukan di negeri sendiri.

Ada beragam jasa pengiriman uang lintas-negara. Istilah teknisnya adalah layanan remitansi, yang dikirim antara lain lewat perbankan. Dari beragam alternatif itu, tak semua juga menyediakan layanan yang memastikan uang tiba pada hari yang sama dengan saat pengiriman.

Karena itulah, memilih jasa pengiriman yang tepat merupakan bagian dari persiapan para orangtua dengan putra-putri yang bersekolah di luar negeri. Salah satu bank yang menawarkan layanan dengan kriteria keamanan dan pengiriman tiba pada hari yang sama adalah PT Bank Central Asia (BCA), dengan produk bernama Remmitance BCA.

Layanan remitansi BCA tersebut sudah bisa mengirimkan uang dari Indonesia ke negara pengguna 14 jenis mata uang. Sekalian untuk melatih anak bertanggung jawab dan mampu mengelola keuangan selama jauh dari orangtua—tak terjebak gaya hidup berlebihan pula—sebaiknya pengiriman dilakukan secara berkala dan jumlah kiriman pun tak perlu banyak melebihi perkiraan kebutuhan yang sudah dihitung cermat sejak jauh-jauh hari.

Informasi lanjutan mengenai layanan remitansi bisa disimak di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com