Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli 'Benci' dengan Pejabat Bermental Seperti Ini...

Kompas.com - 08/10/2015, 05:25 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Ini, kesempatan emas untuk menulis kembali sejarah Indonesia" begitu kata-kata yang diucapkan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli saat diminta menjadi pembicara dalam seminar energi di Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Kesempatan emas bagi bangsa Indonesia itu, kata Rizal, lantaran banyak Kontrak Karya (KK) beberapa perusahaan besar di sektor tambang yang akan habis dalam waktu dekat ini. Karena itu saat ini merupakan waktu yang tepat untuk meninjau kembali berbagai kontrak, apakah sesuai amanat Undang-undang Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 ataukah tidak.

Sayangnya, masih ada para pejabat tinggi yang ada di sekitar lingkar Presiden bermental lemah. Hal itu tecermin dari upaya mempercepat renegosiasi kontrak karya (KK) perusahaan-perusahaan tambang besar itu, misalnya Freeport.

"Kalau berdasarkan aturan renegosiasi itu 2 tahun sebelum KK berakhir. Tapi ada pejabat yang keblinger mau percepat proses renegosiasi ini jadi 10 tahun (sebelum KK habis). Saya kecewa mental pejabat yang begini. Karena dilobi berbagai kepentingan sehingga dipercepat perpanjangan KK Freeport dan lain-lain," ujar Rizal Ramli.

Mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu pun dengan lantang menyebut para pejabat itu telah "didikte" oleh kepentingan asing. Padahal, sindir Rizal, gaji para pejabat itu sangat besar namun tak bisa berpikir independen.

Indonesia, kata Rizal, begitu disayang oleh yang Maha Kuasa. Usai hutan dan minyak habis dikuasai asing, kini giliran sektor minerba yang coba digadaikan melalui perubahan aturan yang akan memperbolehkan renegosiasi kontrak 10 tahun sebelum kontrak karya habis.

"Tapi (kesempatan emas itu) belum sepenuhnya lewat. Kita ingin belajar dari berbagai blunder di masa lalu agar tidak terulang," kata Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com