Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

23.800 Karyawan Perusahaan Tekstil dan Sepatu Terancam PHK

Kompas.com - 09/10/2015, 13:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menuturkan, Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu siap memberikan bantuan kepada 17 perusahaan di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Desk khusus ini sengaja dibentuk pemerintah untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Franky mengatakan, jumlah tenaga kerja di 17 perusahaan tersebut mencapai 23.800 karyawan.

Meskipun yang mengajukan permohonan bantuan ada 17 perusahaan, Franky menegaskan, pemerintah akan memprioritaskan 13 perusahaan untuk difasilitasi. Sebab, empat dari 17 perusahaan tersebut sudah betul-betul tutup produksi, sementara 13 perusahaan belum tutup.

Franky mengatakan, sebanyak delapan dari 13 perusahaan tersebut telah mengurangi kapasitas atau volume produksi, sedangkan lima perusahaan berencana tutup. "Saya fokus ke yang berencana tutup dan mengurangi produksi dulu agar jangan sampai mereka tutup," kata dia di Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Rencananya, Franky melanjutkan, pada pekan ketiga nanti, desk khusus ini akan mengadakan pertemuan dengan ke-13 perusahaan. Pertemuan akan berlangsung setelah sosialisasi desk khusus di Semarang.

Sejauh ini, Franky mengaku baru mendapat data meliputi nama perusahaan, lokasi, karyawan, dan produk. Adapun alasan perusahaan tersebut berencana tutup dan mengurangi volume produksi belum diketahui.

Maka dari itu, lanjut Franky, pertemuan dan diskusi perlu diadakan. "Namun kan saya sudah pernah memanggil sebelumnya. Mereka kesulitan bahan baku impor, market dalam negeri turun, ekspor turun, dan banyaknya produk ilegal. Lebih banyak itu alasan yang dikemukakan mereka yang saya temui dari Bandung," ucap Franky.

Sayangnya, meskipun sudah mengantongi nama-nama perusahaan, Franky enggan memberikan bocoran. "Perusahaan itu tidak bangga kalau dia mem-PHK. Kalau PHK, kredibilitas mereka juga dipertanyakan oleh bank. Ini kan nama baik," ujar Franky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com