Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Perawat Lansia Masih Tinggi

Kompas.com - 12/10/2015, 13:34 WIB

KOMPAS.com - Kebutuhan perawat warga usia lanjut (lansia) masih terbilang tinggi. Catatan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menunjukkan ada kebutuhan hingga 15.431 orang pada tahun ini. Tapi, Indonesia baru memenuhi kebutuhan sebanyak 36,5 persen.

Catatan lembaga itu pun menunjukkan tenaga perawat lansia kebanyakan diserap di dalam negeri. Baru sekitar lima persen tenaga yang karib disebut caregiver itu menjawab kebutuhan luar negeri.

Sementara itu, catatan dari Borderless Healthcare Group pada Sabtu (10/10/2015) pekan lalu menunjukkan, cara pelatihan perawat lanjut usia juga memerlukan pengembangan lebih lanjut. Lantaran itulah, lembaga tersebut meluncurkan program pelatihan bertajuk High-Tech Caregiver (HTC) untuk mencetak tenaga kerja cerdas.  Program ini bertujuan untuk mendukung dan memperkaya program pelatihan caregiver yang sudah ada saat ini di Indonesia.

HTC memanfaatkan susunan kurikulum bertajuk smartcare yang membuat peserta dapat mengakses kursus singkat dimana saja baik melalui kelas pelatihan ataupun platform daring dan mobil. Pada HTC tersedia ribuan halaman konten yang mudah dipahami mengenai perawatan lansia  yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sehingga memungkinkan mempercepat peserta dapat mempelajari tips penting dalam perawatan lansia. Platform ini juga memungkinkan peserta untuk berkonsultasi dan berbagi foto, video, atau pesan suara dengan pelatih daring secara aman melalui ponsel pintar. Melalui mekanisme ini diharapkan para peserta pelatihan bahkan dapat meningkatkan pengetahuan pada saatmemberikan perawatan.

Masalah penuaan di negara-negara tetangga seperti Singapura terus meningkat dan Indonesia merupakan salah satu pemasok pekerja rumah tangga terbesar di wilayah ini. Agen penempatan tenaga kerja di Singapura telah terdaftar sebagai pemegang lisensi untuk menyalurkan high-tech caregiver yang berasal dari Indonesia ke para calon pemberi kerja di Singapura. Solusinya adalah Initiative Medically Informed Minder (MIM) sebagaimana dikatakan Rinto Muhammadsyah, Proyek Manajer untuk Borderless Healthcare Institute (BHI) di Indonesia.

Program pelatihan caregiver interaktif yang diberi nama Medically Informed Minder dipakai oleh pemerintah Singapura, juga merupakan inisiatif dari Borderless Healthcare Group (BHG). BHG bertujuan untuk membuat ekosistem smartcare didukung oleh tenaga perawat baru yang dapat menggunakan teknologi untuk membantu dalam perawatan lansia baik perawatan di rumah ataupun panti jompo. Program serupa juga sudah dimulai di China. Di China terdapat 200-300 juta orang di atas usia 60 dan lebih dari 90 persen di antaranya  lansia yang dirawat di rumah.

Sebagian besar negara berkembang seperti China dan Indonesia tidak memiliki infrastruktur kesehatan yang matang. Dengan ancaman permasalahan manula yang tumbuh cepat, sektor kesehatan yang langka sumber daya manusia mau tidak mau akan membutuhkan bentuk baru dari tenaga perawat yang dapat menjadi perantara antara perawatan di rumah sakit dengan perawatan di rumah. Munculnya permintaan dan ketersediaan high-tech caregiver serta ekosistem smartcare diharapkan dapat  mengurangi kebutuhan sumber daya di rumah sakit-rumah sakit seperti yang sudah dihadapi oleh banyak negara saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com