Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI Mulai Bangun Jalur Kereta ke Tanjung Priok

Kompas.com - 13/10/2015, 14:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan memulai pengerjaan konstruksi jaringan kereta api ke pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok. Jika tak ada aral melintang, pelaksanaan proyek fasilitas transportasi darat ini akan dimulai bulan ini.

Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin memastikan, proses konstruksi akan dimulai. "Alat berat sudah kami siapkan," kata Agus kepada Kontan, Senin (12/10/2015).

Walaupun rencana membentangkan rel sampai ke pelabuhan itu sudah dekat, namun manajemen KAI saat ini belum menuntaskan seluruh proses pembayaran pembebasan lahan. Ada beberapa warga penerima dana pembebasan lahan belum menyelesaikan administrasi ahli waris. "Padahal kami tinggal bayar saja," terang Agus.

Dalam penjelasan Agus, secara prinsip pembebasan lahan tak ada masalah. Sehingga Agus yakin pengerjaan konstruksi tetap berjalan sesuai rencana Jika konstruksi kereta berlangsung mulai pertengahan Oktober 2015, maka proyek ini ditargetkan rampung Februari 2016.

"Awal Maret 2016 nanti, prasarana kereta api pelabuhan sudah bisa dioperasikan," jelasnya. Pembangunan konstruksi kereta api ke JICT ini meliputi rel kereta sepanjang 1,5 kilometer yang menghubungkan Stasiun Pasoso sampai JICT. Selain rel, akan ada bangunan stasiun, container yard dan fasilitas bongkar muat.

Adapun jalur yang dibangun akan memutar dari jalur rel sejak zaman Belanda yang tidak terpakai karena rusak dan telah ditutup beton oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II. "Jalurnya berbeda dengan sebelumnya. Akan memutar dari jalur yang sebelumnya ditutup dengan beton," jelas Agus.

Dengan adanya rel kereta ini, pemerintah berharap kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok bisa berkurang sekitar 30 persen, dan mengurangi biaya angkut barang sampai 50 persen ketimbang menggunakan angkutan truk. Untuk membangun jaringan rel ini, PT KAI dan merogoh investasi senilai Rp 70 miliar. (Pamela Sarnia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com