Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RJ Lino: Rizal Ramli Hanya Bersandiwara Saat Penghancuran Beton di Tanjung Priok

Kompas.com - 13/10/2015, 16:04 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino mengungkapkan, ada sandiwara di balik penghancuran beton penghalang rel kereta api di Pelabuhan Tanjung Priok oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, sebulan lalu.

Sandiwara itu, kata dia, diceritakan sendiri oleh salah satu direktur Pelindo II yang hadir di tempat Rizal menghancurkan beton yang menutupi rel kereta barang itu.

"Jadi waktu dia (Rizal Ramli) datang ke sini (Pelabuhan Tanjung Priok), begitu dia mau bongkar itu salah satu direktur kita, Ibu Rita namanya, perempuan, itu maju ke depan, terus ditahan sama mantan Direktur Jenderal Bea dan Cukai itu, Agung Kuswandono," ujar Lino sembari menceritakan apa yang dialami Rita kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (16/9/2015).

Saat ini Agung Kuswandono menjabat Deputi II Bidang Sumber Daya dan Jasa di Kemenko Maritim dan Sumber Daya sekaligus Ketua Satgas Percepatan Dwelling Time. Lino melanjutkan ceritanya itu.

"Dia (Rita) bilang sama Pak Agung, 'Mas-mas bilang enggak usah dibongkar, biar nanti saya pakai alat biar bisa diangkat itu (betonnya)'. (Kemudian) Pak Agung bilang, 'Jangan-jangan, Pak Menteri mau show aja (di depan media)'. Sandiwara ini, makanya saya bilang harus dihentikan," kata Lino.

KOMPAS.com/YOGA SUKMANA Menko Kemaritiman Rizal Ramli menggunakan mesin untuk membongkar beton-beton yang menutupi rel di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (10/9/2015).
Dia menjelaskan, beton yang menutupi rel kereta barang itu sebenarnya tak perlu dibongkar lantaran Pelindo II sudah membuat lubang dan sedikit rongga agar beton itu bisa diangkat. Beberapa beton di bagian rel lainnya juga sudah diangkat menggunakan alat.

Menurut dia, rel kereta barang itu biasa digunakan bila ada gerbong kereta impor datang. Namun, kata Lino, kedatangan gerbong-gerbong itu terbilang jarang. Oleh karena itulah Pelindo II membuat lubang dan sedikit rongga agar beton tersebut bisa diangkat sehingga rel tersebut bisa digunakan.

Awalnya, bos Pelindo II itu mengaku memilih diam dengan perlakuan Rizal Ramli terhadap BUMN pelabuhan tersebut. Tetapi, di satu sisi Lino menyatakan bahwa pernyataan Rizal harus distop karena menurut dia banyak "ngawurnya". Lino khawatir masyarakat akan percaya terhadap pernyataan-pernyataan Rizal itu.

Sebelumnya, Rizal Ramli mengepret Pelindo II saat mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Pelindo II membeton rel kereta api sehingga pelabuhan tak bisa dimasuki kereta. Karena itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid itu membongkar beton-beton yang menutupi rel yang dibangun ketika masa penjajahan Belanda dulu.

Mesin penghancur berupa bor pun dia gunakan sendiri untuk menghancurkan beton tersebut. "Akibat ini, kereta barang tidak bisa masuk (ke pelabuhan)," ujar Rizal sebelum menggunakan bor penghancur beton tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com