Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Petinggi BUMN Yakini Kereta Cepat Bisa Genjot Ekonomi Regional

Kompas.com - 16/10/2015, 16:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diyakini banyak memberikan manfaat bagi perekonomian regional, utamanya ekonomi di sepanjang jalur kereta cepat tersebut.

"Dengan kereta cepat diharapkan perekonomian akan berkembang dengan lebih mudahnya akses daerah-daerah koridor tersebut," ujar Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo usai penandatanganan Joint Venture Agreement konsorsium BUMN Indonesia dan Tiongkok di Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Nantinya, proyek yang dimulai awal 2016 itu akan terintegrasi dengan pengembangan kawasan pada lokasi persinggahan (Transit Oriented Development/TOD) kereta cepat sepanjang koridor Jakarta-Bandung.

Dengan begitu, maka lokasi-lokasi tersebut bisa menjadi lokomotif tumbuhnya ekonomi regional.

Salah satu daerah yang akan dikembangkan yaitu lahan kebun teh Walini milik PTPN VIII yang sudah tidak produktif. Letaknya berada dicsekitar Tol Cipularang tepatnya di daerah Cikalong Bandung Barat.

Berbagai pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek kereta cepat mengatakan akan membangun kawasan bisnis bertaraf internasional, medical district, dan research and development center.

"Komoditi di sana sudah tidak cocok dan menurun, sementara perusahaan diamanatkan tingkatkan aset. Walini akan kami kembangkan menjadi 'darah' yang akan bernilai bagi masyarakat sekitar," kata Dirut PTPN VIII Dadi Sunardi.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro dan Dirut Jasa Marga Adityawarman juga meyakini akan ada dampak yang positif dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com