Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau Tiongkok, Rupiah Berusaha Bangkit

Kompas.com - 19/10/2015, 09:20 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Rupiah pada awal perdagangan di pasar spot Senin (19/10/2015) berusaha bangkit.

Hingga pukul 09.05 WIB, mata uang garuda ini berada di posisi Rp 13.531 per dollar AS, naik tipis dibanding penutupan pekan lalu pada 13.540.

Para analis memprediksi, rupiah menghadapi tekanan pada awal pekan ini.

Pada akhir pekan lalu, dominasi dollar AS masih terlalu kuat, sehingga menekan rupiah.

Di pasar spot, Jumat (16/10/2015) lalu, rupiah merosot 0,91 persen ke Rp 13.540 per dollar AS.

Adapun kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terkikis 1,85 persen ke Rp 13.534 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, Senin ini rupiah masih berpeluang terkoreksi.

Sebab, data ekonomi AS akhir pekan lalu cukup positif. Misalnya, Prelim UoM Consumer Sentiment AS pada Oktober 2015 naik dari 87,2 menjadi 92,1.

“Belum lagi, Senin (19/10/2015) diduga data ekonomi China masih melambat,” kata Josua.

Tiongkok akan merilis data penting. Mulai dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2015 yang diduga turun dari 7,0 persen menjadi 6,8 persen.

Begitu juga data industrial production, fixed asset investment, serta retail sales yang semuanya diprediksi melemah.

“Itu akan menyeret valuta Asia seperti rupiah,” kata Josua.

Josua memperkirakan, hari ini kurs rupiah melemah di Rp 13.500 hingga Rp 13.650 per dollar AS.

Sementara itu, Research and Analyst Monex Investindo Futures, Yulia Safrina menambahkan, belum ada faktor domestik yang bisa mengerek nilai tukar rupiah.

Memasuki pekan ketiga di bulan Oktober ini, data-data ekonomi domestik kian sepi.

"Terkait Paket Kebijakan Ekonomi Tahap IV, para pelaku pasar masih dalam tahap mencerna isi dan efektivitasnya,” kata Yulia.

Paket Kebijakan Ekonomi ini lebih berfokus pada tenaga kerja dan upah, yang efeknya baru akan terasa dalam jangka menengah ke panjang.

"Rupiah Senin bisa melemah ke Rp 13.360-Rp 13.670 per dollar AS,” prediksi Yulia.

Sementara itu, pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, rupiah berusaha bangkit.(Namira Daufina) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com