Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM Berharap Audit Petral Rampung Akhir Bulan Ini

Kompas.com - 19/10/2015, 11:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Audit forensik atau investigasi terhadap kinerja  dan sepak terjang anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertamina Energy Trading Limited (Petral), hingga kini belum juga rampung.

Padahal audit yang sudah berlangsung sejak akhir Juni 2015 tersebut, bertujuan untuk mengetahui adanya kerugian negara yang mungkin timbul.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap, proses audit Petral ini bisa rampung akhir Oktober 2015 ini. "Pada waktunya akan saya jelaskan hasil-hasilnya," kata Sudirman kepada Kontan, Minggu (18/10/2015).

Pemerintah beralasan, auditor membutuhkan waktu cukup lama untuk memeriksa, karena cakupan yang diaudit menjadi lebih luas daripada rencana awal. Khususnya, terkait tahun dari laporan keuangan yang diaudit.

Sebelumnya, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri menyebutkan, auditor Petral tengah mengaudit laporan keuangan dengan jangka waktu yang lebih panjang, yakni mulai dari tahun 2009. Padahal dalam pemeriksaan awal, audit laporan keuangan Petral hanya akan dimulai dari tahun 2012 hingga 2014.

Dihubungi secara terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina menargetkan audit Petral rampung sebelum akhir November 2015. Nanti, hasil audit akan dilaporkan kepada pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina.

"Untuk hasilnya tentu menjadi laporan pada pemegang saham," kata Wianda, Jumat (16/10/2015).

Sembari menunggu proses audit forensik dan investigasi Petral rampung, Pertamina akan merampungkan sejumlah pekerjaan rumah berkaitan dengan Petral. Semisal, melakukan proses perampingan aset-aset Petral, lalu mengalihkan aset-aset Petral ke mereka, sebagai induk usaha.

Mengingatkan saja, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menghentikan operasi Petral Group sejak sejak 13 Mei 2015. Selanjutnya pemerintah melikuidasi perusahaan yang ada dalam Petral Group, seperti Zambesi Investement Limited dan Pertamina Energi Services. (Febrina Ratna Iskana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com