Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Investasi Reksa Dana untuk Pelajar dan Mahasiswa

Kompas.com - 20/10/2015, 06:07 WIB
Oleh RUdiyanto
@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Dengan syarat investasi yang semakin mudah dan terjangkau, kini semakin banyak orang yang bisa menjadi investor reksa dana. Tidak hanya untuk mereka yang sudah berpenghasilan, pelajar dan mahasiswa juga bisa menjadi investor. Bagaimana kiat investasi reksa dana untuk investor yang baru berstatus pelajar dan mahasiswa ini?

Dalam teori investasi, semakin cepat memulai akan semakin baik. Sebab nilai investasi akan memiliki waktu yang lebih panjang untuk berkembang sehingga berpotensi memberikan hasil pengembalian yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Warren Buffett, adalah salah satu orang terkaya di dunia yang kekayaannya diperoleh dari hasil investasi di pasar modal. Pada tahun 2015, menurut Forbes kekayaan pribadinya mencapai 62.7 Milliar USD atau sekitar Rp 840 Triliun dan berada di urutan kedua orang terkaya dunia. Beliau memulai investasi saham pertamanya pada usia 11 tahun dan masih merasa terlambat.

Secara administrasi, persyaratan untuk menjadi investor reksa dana adalah memiliki KTP. Dengan demikian, pelajar sekolah yang bisa menjadi investor reksa dana adalah pelajar SMA.

Bagi pelajar dengan SMP dan SD, untuk menjadi investor reksa dana masih dimungkinkan. Caranya adalah membuat rekening bersama atas nama orang tua dan anak. Baru ketika dewasa nanti, rekening tersebut diubah menjadi atas nama anak sendiri.

Pada dasarnya selain memenuhi persyaratan administrasi, bagi pelajar dan mahasiswa yang sudah memiliki kesadaran untuk berinvestasi juga harus siap dalam menghadapi risiko dan sehat secara keuangan.

Referensi: Sehat Keuangan Dahulu Investasi Reksa Dana Kemudian

Pemahaman terhadap risiko investasi dapat dipelajari, namun bagaimana dengan syarat sehat secara keuangan? Bagi pelajar dan mahasiswa, persyaratan sehat secara keuangan bisa disesuaikan. Sebab yang penting bukan berapa besar rasionya, tapi seperti apa cara berpikirnya.

Rasio Pendapatan Terhadap Pengeluaran
Karena tugas utamanya adalah menuntut ilmu, maka memang agak sulit untuk memiliki pekerjaan. Tapi bukan berarti mereka tidak punya penghasilan.

Penghasilan bisa berasal dari uang jajan dan uang pemberian orang tua. Bisa juga dari pendapatan tambahan jika mereka kerja sambilan. Selama ada pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran, maka pelajar dan mahasiswa bisa menyisihkan sebagian kelebihan tersebut untuk berinvestasi.

Cara berpikir yang harus dibangun adalah bagaimana pendapatan yang ada bisa dihemat agar tidak dihabiskan semuanya. Pengeluaran harus bisa diseleksi, mana yang benar-benar butuh dan mana yang sifatnya hanya konsumtif saja.

Rasio Cicilan Produktif dan Konsumtif
Untuk pelajar dan mahasiswa, aset seperti komputer, gadget, dan kendaraan merupakan pemberian orang tua. Selain itu, mereka juga belum punya kartu kredit karena belum ada penghasilan kecuali diberikan orang tuanya. Jadi seharusnya mereka tidak memiliki pinjaman dan cicilan.

Dengan demikian, rasio ini bisa dikesampingkan. Namun untuk mereka yang sudah punya cicilan baik itu ke teman, orang tua, atau bahkan lembaga keuangan maka sebaiknya dilunasi dulu sebelum berinvestasi di reksa dana.

Rasio Nilai Pertanggungan Asuransi Jiwa
Rasio ini bisa dikesampingkan mengingat pelajar dan mahasiswa bukan merupakan tulang punggung keluarga. Namun menjaga kesehatan itu penting. Perbanyak olahraga, ikut kegiatan positif dan jauhi narkoba.

Rasio Dana Darurat
Meski bukan tulang punggung keluarga, punya dana darurat adalah lebih baik daripada tidak punya sama sekali. Namanya juga darurat, kadang-kadang ada saja situasi yang membutuhkan dana tidak sedikit dan sifatnya tidak terduga. Misalnya, studi wisata keluar kota, buku untuk tugas sekolah / universitas yang tidak murah, dan kebutuhan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com