Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permohonan Izin Prinsip Sektor Kelistrikan Tembus 20.000 Megawatt

Kompas.com - 22/10/2015, 18:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor kelistrikan menjadi salah satu incaran investor baik dari domestik maupun asing.

Terbukti, hingga saat ini izin prinsip sektor kelistrikan yang masuk ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah mencapai 20.000 megawatt (MW).

Kepala BKPM Franky Sibarani, melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (22/10/2015) berharap izin prinsip tersebut segera bisa direalisasikan dan dirasakan manfaatnya baik bagi masyarakat maupun industri.

“Hingga kini investasi sektor kelistrikan yang telah masuk tahap konstruksi mencapai 8.800 MW dengan nilai proyek mencapai lebih dari Rp 16 triliun,” ujar Franky.

Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal, BKPM, Azhar Lubis menambahkan investasi di pembangkit listrik tersebut, ada yang ditujukan untuk dijual ke PT PLN dan ada pula yang digunakan sendiri.

“Memang ada yang investasi di bidang listrik, ada juga yang merupakan perluasan dari industri utamanya. Sehingga, dia membangun pembangkit listrik untuk dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sendiri dan sisanya dijual ke PLN,” jelas Azhar.

Berdasarkan rilis realisasi investasi kuartal-III 2015, sektor listrik, gas dan air menyumbang kurang lebih Rp 37,9 triliun atau 9,5 persen dari total realisasi investasi. Jumlah tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 17,4 triliun (13,1 persen dari total PMDN), dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 1,6 miliar dollar AS (7,5 persen dari total PMA).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com