Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FKSSK: Stabilitas Sistem Keuangan dalam Kondisi Baik

Kompas.com - 23/10/2015, 11:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) menggelar rapt rutin tiga bulanan, Kamis malam (22/10/2015).

Rapat berlangsung selama kurang lebih tiga jam dan berakhir pukul 22.00 wib.

Hasilnya, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan, sistem stabilitas keuangan dalam kondisi cukup baik.

“Sistem stabilitas keuangan dalam kondisi cukup baik di hampir semua bidang meski ada tekanan di bursa dan nilai tukar, tapi pada beberapa hari belakangan ada perbaikan signifikan,” kata Bambang dalam konferensi pers, usai rapat.

Lebih lanjut dia bilang, menyikapi masih tingginya volatilitas dan tekanan pada sistem keuangan yang diakobatkan faktor eksternal dan domestik, FKSSK sepakat untuk memperkuat koordinasi.

“Kementerian Keuangan terus mewaspadai tekanan APBN khususnya di penerimaan yang mungkin agak tertinggal. Kita upayakan tiga bulan terakhir membaik karena upaya kebijakan yang sudah dan akan dikeluarkan,” ucap Bambang.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menuturkan, inflasi diperkirakan terjaga di bawah 4 persen hingga akhir tahun. Deflasi September yang sebesar 0,05 persen disebabkan melimpahnya pasokan bahan pangan.

Dengan demikian secara tahunan inflasinya mencapai 6,83 persen. Meski begitu, dia mengatakan, BI tetap mewaspadai risiko inflasi dalam beberapa bulan ke depan lantaran faktor niai tukar dan dampak El Nino.

Adapun keseimbangan eksternal pada kuartal II-2015 membaik, tercermin dari current account deficit (CAD) yang menurun di level 2,1 persen dari Product Domestic Bruto (PDB).

Angka ini jauh lebih baik dibanding periode sama tahun lalu yang tercata 4,3 persen dari PDB.

Agus juga mengatakan, tekanan nilai tukar pada awal Oktober 2015 seiring dengan penguatan signifikan rupiah.

Rupiah menguat sebesar 6,89 persen poin to poin, ditutup 13.717 per dollar AS per 21 Oktober 2015. Secara year to date (ytd) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 9,7 persen.

“Sebetulnya resiko pelemahan ekonomi global terus berlanjut tercermin dari pemulihan ekonomi AS yang belum solid dan terbatasnya perkembangan ekonomi negara emerging, terutama Tiongkok. Harga komoditas juga masih menunjukkan kecenderungan menurun,” imbuh Agus.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pada minggu pertama Oktober 2015 terjadi penguatan di pasar saham dan pasar keuangan, setelah sebelumnya melewati tren pelemahan. Hal ini seiring dengan kembali masuknya investor non-residen.

“Namun kita tetap perlu waspada, karena tentu saja berkembangan ekonomi global dan apa yang disaksikan di AS dan Eropa sangat mempengaruhi arah ekonomi global,” terang Muliaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com