Menurut Kasubdit Statistik Harga Konsumen BPS, Efriza, harga beras turun satu hingga dua persen. Menurut dia, harga beras mengalami penurunan lantaran sebelumnya melambung tinggi.
Namun selain itu, produksi padi juga diperkirakan cukup, meski diakui data ini perlu verifikasi.
Di samping faktor produksi, Efriza menengarai, ada juga faktor berkurangnya aksi para spekulan, seiring dengan kepastian bahwa pemerintah sudah melakukan kesepakatan pembelian beras dari Thailand dan Vietnam.
"Mereka (spekulan) pantau dari titik produsen sampai ke konsumen. Mereka tidak bisa lagi mengambil keuntungan yang terlalu signifikan antara produsen sampai konsumen," kata dia ditemui di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Efriza mengatakan, pihaknya melihat pemerintah saat ini lebih aware dengan risiko El Nino. Hal itu terbukti dari adanya kesepakatan pembelian beras.
Deputi Bidang Statistik Produksi, BPS, Adi Lumaksono mengatakan, kendati El Nino diperkirakan berakhir November 2015, namun dampaknya akan dirasakan sampai 2016.
Mundurnya masa tanam akan membuat masa panen yang biasanya jatuh pada bulan Maret-April molor.
Pada El Nino 1997 lalu, di mana dampaknya tidak begitu besar dibandingkan tahun ini, pemerintah merealisasikan impor beras pada tahun selanjutnya yakni pada 1998.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.