Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bahas Kuota Impor Tiga Komoditas

Kompas.com - 02/11/2015, 20:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat koordinasi yang digelar di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (2/11/2015) beragendakan pembahasan tentang pangan.

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut sejumlah menteri kabinet, seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, serta Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Dijumpai usai rapat, Tjahjo mengatakan, dalam rapat tersebut pemerintah bersama Bulog membahas kebutuhan dan kuota tiga komoditas pangan strategis, yakni beras, daging sapi, serta jagung.

"Kesepakatan dengan Pak Menko, paling lambat Desember harus diketahui kebutuhan kuota berapa, daerah bagaimana," kata Tjahjo di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin.

Tjahjo mengatakan, kuota impor beras harus diperhitungkan mulai akhir tahun ini untuk mengantisipasi kekurangan pasokan tahun depan akibat el nino.

"Memang satu tahun pemerintahan pak Jokowi tidak ada impor sama sekali. Tapi tahun depan harus dipersiapkan dengan baik," kata Darmin.

Sementara itu, untuk komoditas jagung pun pemerintah tengah menghitung kebutuhan pakan ternak. Tjahjo bilang, ada sekitar 3 miliar unggas yang butuh pakan ternak dari jagung. Adapun kebutuhan daging sapi per bulan diperkirakan mencapai 45.000 ekor sapi potong. Kebutuhan daging sapi di ibukota sendiri ditaksir mencapai 15.000 ekor per bulan.

Tjahjo berharap, pemerintah bisa membuka impor daging sapi dari negara lain di luar Australia.

"Kita fokus masalah beras, jagung dan daging," pungkas Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com