Data Bloomberg menunjukkan, pukul 09.00 WIB mata uang garuda berada di posisi Rp 13.608 per dollar AS, dibandingkan penutupan kemarin pada 13.548.
Dollar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Rabu (4/11/2015) waktu New York. Penguatan mata uang AS ini didorong pernyataan Ketua Federal Reserve Janet Yellenm bahwa perekonomian sehat AS memungkinkan kenaikan suku bunga pada akhir tahun.
Rupiah hari ini mengandalkan ekspektasi membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik bisa menjadi katalis.
Kemarin (4/11/2015), di pasar spot, mata uang Garuda menguat 0,11 persen menjadi Rp 13.548 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, rupiah terapresiasi 0,97 persen ke level Rp 13.461 per dollar AS.
Research and Analyst Fortis Asia Futures Sri Wahyudi menilai, sentimen domestik menjadi penyokong utama rupiah. Deflasi Oktober memperbesar tercapainya target inflasi tahunan yang dipatok 3 persen-5 persen.
"Sentimen pasar juga positif menunggu paket kebijakan jilid VI," sebutnya seperti dikutip Kontan.
Sementara Research and Analyst Divisi Treasury Bank BNI, Trian Fathria menyebutkan, rupiah cukup kuat menjelang pengumuman pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III.PDB diprediksi naik menjadi 4,85 persen dari kuartal sebelumnya 4,67 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.