Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Pertumbuhan Ekonomi Harusnya Bisa Lebih Tinggi

Kompas.com - 05/11/2015, 13:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perkonomian Darmin Nasution mengatakan, seharusnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2015 bisa lebih tinggi dari 4,73 persen.

Sayangnya, harus diakui perlambatan ekonomi pada tahun ini tidak bisa dihindari.

Salah satu faktor utamanya adalah perubahan nomenklatur kementerian lembaga. Adanya perubahan nomenklatur ini menyebabkan realisasi anggaran rendah.

“Sebetulnya, realisasi anggaran harusnya bisa lebih baik. Sayangnya ya karena memang kabinet baru, agak banyak perubahan saat itu. Sehingga nomenklaturnya baru selesai setelah satu semester,” kata Darmin, di Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Menurut Darmin, penyerapan anggaran di kuartal terakhir harus lebih baik, agar tidak menjadi tanda-tanya di benak masyarakat dan pasar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, Darmin menuturkan, perekonomian Indonesia di tahun 2016 mendatang akan lebih diwarnai dari dua faktor global, yakni pemulihan ekonomi Amerika Serikat, serta berubahnya motor penggerak ekonomi Tiongkok.

Sebagai informasi, memasuki bulan ke-sebelas tahun ini, realisai penyerapan anggaran kementerian/lembaga mencapai Rp 556,85 triliun atau 70 persen dari pagu yang ditetapkan dalam APBN P 2015 sebesar Rp 795,5 triliun. Ditargetkan, realisasi penyerapan anggaran hingga akhir tahun ini bisa mencapai 94 persen.

Hari ini, Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 sebesar 4,73 persen. Angka ini naik tipis dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,67 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com