Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Terlibat Mafia, Pertamina Diminta Tetap Bubarkan Petral

Kompas.com - 09/11/2015, 09:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta PT Pertamina (Persero) untuk tetap melanjutkan proses likuidasi Pertamina Energy Trading Ltd. (Petral) dan anak usahanya, kendati audit investigasi tidak menemukan keterlibatan baik Pertamina maupun pemerintah dalam praktik mafia migas.

"Sebagai regulator kami sudah sampaikan kepada Pertamina, yakinkan proses likuidasi berjalan terus. Tidak ada keraguan. Kemudian yakinkan bahwa kekeliruan seperti ini tidak terulang lagi," kata Sudirman di Jakarta, kemarin Minggu (8/11/2015).

Menurut Sudirman, likuidasi Petral Group merupakan perbaikan tata kelola rantai pasokan di Pertamina, di samping mengaktifkan kembali peran Integrated Supply Chains (ISC).

Dia juga bilang, perbaikan tata kelola rantai pasokan ini akan membuat Pertamina memperoleh harga yang optimal. "Diskon yang dulu disandera pihak ketiga, kini sudah jatuh pada Pertamina," ucap Sudirman.

Sedikit memberikan ilustrasi, Sudirman mengatakan pada saat praktik mafia migas berlangsung, para trader takut tidak kebagian bisnis, sehingga harus berhubungan dengan kelompok atau pihak ketiga ini.

"Trader yang besar juga harus ikut bermain dalam cara masa itu," sambung Sudirman.

Dia yakin, dengan dilikuidasinya Petral Group serta dikembalikannya peran ISC, para trader lebih lega. Sebabnya, mereka bisa 'bermain' dengan trust, transparent, dan kompetitif.

Sudirman menambahkan, yang namanya kejahatan tidak bisa terus menerus disembunyikan, dan suatu saat akan terbongkar.

"Dan, ya sudahlah, mulai dengan cara baru dalam berbisnis dan berusaha. Karena hanya masalah waktu yang begini ini akan dibuka dan masyarakat berhak tahu dan berhak belajar," kata Sudirman.

baca juga: Sudirman Said Bantah Terima Gratifikasi Jet Pribadi dari Petral

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com