Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Korea dan Myanmar, BNI Bidik Timur Tengah

Kompas.com - 10/11/2015, 09:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI siap meluaskan operasionalnya ke beberapa negara di kawasan Asia.

Direktur BNI Rico Budidarmo menyatakan, dalam waktu dekat perseroan akan melakukan bisnis di Korea Selatan dan Myanmar. Saat ini BNI memiliki kantor cabang di New York, London, Singapura, Hongkong, dan Tokyo.

Beberapa hari yang lalu, ujar dia, perseroan baru saja mendapatkan lisensi dan persetujuan untuk melakukan bisnis di Korea Selatan dan Myanmar.

"Kalau kita lihat struktur penciptaan cabang-cabang di luar negeri masa dahulu itu mendekat ke pusat-pusat keuangan, makanya kami membuka di kota-kota yang memang merupakan pusat keuangan. Hari ini kita mencoba mengubah visi itu dengan mendekat ke potensi bisnis di mana bisnis kita berada," kata Rico pada acara public expose Investor Summit and Capital Market Expo 2015 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/11/2015).

Rico mengungkapkan, bisnis cabang perseroan di luar negeri berada di tiga area utama, yakni surat berharga, perdagangan, dan pinjaman.

Adapun kantor yang akan segera dibuka di Korea Selatan dan Myanmar tersebut, lanjut dia, akan lebih banyak melakukan bisnis di bidang perdagangan dan pinjaman.

Rico menjelaskan pula bahwa sebenarnya perseroan kini tengah melakukan kajian untuk membuka kantor cabang di kawasan Timur Tengah.

Selain itu, perseroan pun memperoleh permintaan untuk membuka kantor cabang di beberapa negara lain, salah satunya adalah Australia.

Akan tetapi, lanjut Rico, perseroan menganut filosofi di mana pengoperasian kantor cabang harus mendukung bisnis Indonesia di negara tersebut.

"Potensi akan mengikuti pergerakan bagaimana bisnis antara lain oleh nasabah atau nasabah non BNI yang sudah beroperasi di luar negeri kita akan ikuti. Sekarang cabang tidak dekat pusat keuangan, tapi mendekat ke bagaimana aset kita akan tanamkan dan dekat pengawasannya ke negara-negara yang kita lakukan bisnis," tutur Rico.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com