Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wika Beton Jajaki Pembentukan Anak Usaha Baru

Kompas.com - 10/11/2015, 18:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Wijaya Karya Beton Tbk kini tengah menjajaki rencana pembentukan anak perusahaan baru.

Rencananya, pembentukan anak usaha tersebut dilakukan pada awal tahun 2016 mendatang untuk menopang sekaligus memperkuat produksi beton pracetak atau precast yang selama ini dilakukan oleh Wika Beton.

Menurut Direktur Keuangan Wika Beton, Entus Asnawi Mukhson, pembentukan anak usaha yang baru tersebut menjadi upaya yang ditempuh perseroan guna memperkuat konsolidasi penyediaan komponen untuk produksi beton. Langkah ini lebih dipilih ketimbang mengakusisi perusahaan yang sudah beroperasi.

"Kami merencanakan pendirian satu anak perusahaan baru sebagai bisnis pendukung untuk melengkapi bisnis Wika Beton," ujar Entus di Jakarta, Selasa (10/11/2015).

Namun begitu, Entus tidak menyebutkan secara rinci terkait lini bisnis yang akan diperkuat. Pasalnya, upaya pembentukan anak perusahaan baru ini masih dalam tahapan kajian oleh pihak manajemen perseroan.

Namun dia menyatakan bahwa anak usaha ini akan membantu dalam penguatan produksi beton pracetak.

Sebagai informasi, saat ini Wika Beton memiliki tiga anak usaha, yaitu PT Wijaya Karya Komponen Beton (Wika Kobe) dengan kepemilikan 51 persen.

Selain itu, ada pula PT Citra Lautan Teduh (CLT) dengan kepemilikan mencapai 99,5 persen serta PT Wika Krakatau Beton dengan kepemilikan 60 persen.

Selain rencana pembentukan anak usaha, Entus mengakui bahwa perseroan pun membuka peluang kerjasama dengan pihak lain. Kemitraan itu tidak menutup kesempatan bagi investor asing untuk kerjasama, meskipun kemungkinannya tidak besar.

"Ada opsi menggandeng pihak lain dalam pelaksanaan hal ini. Akanbtetapi, yang pasti kita tetap pemilik mayoritas. Bisa kita beli teknologi lalu kita kembangkan, bisa juga kita bermitra dengan yang lain," tutur Entus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com