Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI "Pede" Hadapi Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed

Kompas.com - 16/11/2015, 08:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sinyal kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) semakin terlihat seiring membaiknya perekonomian negara tersebut.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed yang saat ini mendekati nol ini, dinilai akan mempengaruhi negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia.

Menanggapi hal itu, Bank Indonesia tampaknya tetap percaya diri, bahwa kebijakan The Fed tidak akan terlalu berdampak terlalu negatif terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, kenaikan suku bunga The Fed pasti akan terjadi, baik cepat ataupun lambat. Akan tetapi, dia memprediksi dampak terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu besar.

"Sebenarnya kenaikan ini ditunggu, tapi menurut saya kalau terjadi maka kenaikan bunga yang pertama ini dampaknya tidak negatif, karena orang sudah tahu akan naik," ujar Mirza di Yogyakarta, Jumat (13/11/2015).

Lebih lanjut, Mirza memaparkan bahwa kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed sudah terjadi pada tahun 2013 hingga awal 2014 lalu. Ketika keputusan kenaikan suku bunga ini semakin dekat, maka pasar tidak lagi kaget dalam merespon.

Sehingga, Mirza meyakini bahwa keputusan kenaikan suku bunga The Fed tidak akan menjadi sesuatu yang negatif bagi perekonomian Indonesia.

Mirza menjelaskan, ketika The Fed menaikkan suku bunga, maka bukan berarti kebijakan tersebut akan berubah dalam waktu hitungan bulan.

Ia memberi contoh, The Fed pernah menaikkan suku bunga pada tahun 2004 lalu, kemudian kembali menaikkan suku bunga pada tahun 2006. Artinya, kebijakan tersebut bertahan selama 2 tahun dan tidak mudah berubah.

"Tetapi kita tetap harus waspada dan tidak boleh lengah. Harusnya kita tidak usah khawatir. Kita harusnya jangan terlalu khawatir, tapu juga jangan terlalu lengah," sebut Mirza.

Pandangan untuk tidak terlalu mencemaskan kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tersebut diakui Mirza didasarkan pada beberapa fakta. Pergerakan nilai tukar rupiah, kata dia, akhir-akhir ini sudah mulai stabil. Selain itu, pasar pun sudah mulai menerima kisaran nilai tukar saat ini.

Selain itu, angka makroekonomi Indonesia pun cukup baik, dilihat dari capaian pertumbuhan ekonomi dan inflasi bulanan maupun tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com