Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun ini 6 Smelter Beroperasi

Kompas.com - 19/11/2015, 10:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono mengatakan, ada enam fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih mineral atau smelter yang mulai beroperasi di tahun ini, dan tiga smelter beroperasi di tahun 2016.

Dengan beroperasinya enam smelter pada tahun ini, diharapkan penerimaan negara bukan pajak menjadi lebih baik. Sebab, perusahaan tambang tidak lagi menjual mineral mentah (ore).

"Nikel ada enam smelter yang sudah bisa beroperasi di 2015, dan rencananya 2016 ada tiga. Kapasitas 524.000 ton di 2015, dan 767.000 ton di 2016," kata Bambang dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Smelter berkapasitas 767.000 ton per tahun pada 2016 itu di luar smelter untuk bauksit yang diperkirakan pada tahun depan kapasitasnya sebesar empat juta ton per tahun.

Bambang mengatakan, saat ini ada 72 smelter yang dalam tahap penyelesaian, terdiri dari smelter nikel (35 smelter), bauksit (7 smelter), besi (8 smelter), mangaan (3 smelter), zircon (11 smelter), timbal dan seng (4 smelter), serta kaolin dan ziolit (4 smelter).

"Smelter bauksit di 2015 tidak ada, tetapi 2016 ada satu smelter yang diselesaikan dengan kapasitas empat juta ton," kata Bambang.

Smelter mineral lain seperti timbal dan seng juga akan beroperasi pada 2016 dengan kapasitas 57.000 ton per tahun. Bambang menuturkan, rendahnya harga komoditas di pasar global memang menjadi kendala utama hilirisasi.

Ditambah lagi perlambatan ekonomi global turun menekan permintaan. Atas dasar itu, target investasi di smelter pada tahun ini yang sebesar 6,3 miliar dollar AS, kemungkinan besar akan meleset dan hanya tercapai 5,3 miliar dollar AS di akhir tahun.

Catatan Kementerian ESDM, realisasi investasi smelter saat ini baru mencapai 3,3 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com