Kebijakan tersebut diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah PhD menjelaskan, banyak analis dan ekonom kini tengah menghitung dampak kenaikan suku bunga acuan the Fed terhadap banyak aspek. Akan tetapi, beberapa waktu belakangan ada peristiwa yang dikhawatirkan akan memberikan kecemasan baru dalam perekonomian global.
"Di zona Eropa tiba-tiba terjadi penembakan dan aksi terorisme di Paris. Ini membuat pergeseran pertemuan G-20 tadinya membahas pertumbuhan dan kondisi ekonomi global bergeser ke isu keamanan," ujar Firmanzah di Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Peristiwa terorisme tersebut, lanjut Firmanzah, menciptakan pakta baru untuk memerangi ISIS. Pasalnya, sudah dua kali Paris menjadi sasaran penyerangan terorisme. Kondisi ini menciptakan anggapan bahwa kota-kota penting di negara-negara maju akan diserang oleh teroris pula, seperti London, Berlin, Tokyo, atau bahkan Washington DC.
"Tidak tertutup kemungkinan kota-kota itu akan diakses juga oleh teroris. Ini menjadi sumber ketidakpastian baru. Kalau tidak ditangani dengan cepat, maka akan mempengaruhi perekonomian di tahun 2016," terang Firmanzah.
Terkait rencana kenaikan suku bunga Fed, Firmanzah mengaku bahwa saat ini tengah dibuat berbagai skenario apabila memang The Fed menaikkan suku bunga pada bulan depan.
Skenario tersebut terkait dampaknya ke pasar modal, nilai tukar, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi global.
"Outlook untuk tahun 2016 adalah optimisme di tengah ketidakpastian. Akan ada penyesuaian 6 bulan setelah kenaikan suku bunga Fed. 6 bulan setelah kenaikan itu belum pasti apakah ekonomi dunia akan lebih baik, seperti sekarang, atau tambah melambat," tutur Firmanzah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.