Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya Indonesia Bisa Ungguli Singapura...

Kompas.com - 20/11/2015, 07:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei Price Waterhouse Coopers (PWC) terhadap 800 pimpinan perusahaan yang berlokasi di Asia Pasifik menempatkan Indonesia di posisi kedua terbaik setelah Tiongkok sebagai hub atau penghubung perdagangan dan investasi di kawasan tersebut.

Dengan posisi dua besar tersebut, Indonesia berhasil melangkahi Singapura, yang selama ini sering kali unggul di berbagai bidang.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Jakarta, Kamis (19/11/2015), mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan, para pimpinan perusahaan negara Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) masih percaya dengan iklim investasi di Indonesia yang semakin kondusif.

"Respons pemerintah sangat penting karena kepercayaan yang muncul dalam survei tersebut harus dikelola dengan baik, terutama dengan menginformasikan reformasi-reformasi kebijakan investasi yang telah dilakukan oleh pemerintah," katanya.

Menurut hasil survei tersebut, Indonesia mengungguli Singapura yang dikenal sebagai salah satu hub perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik.

Singapura hanya mendapatkan 46 persen responden pimpinan perusahaan yang menyatakan akan meningkatkan investasinya selama 12 bulan ke depan. Persentase tersebut di bawah posisi Indonesia yang mendapatkan 52 persen, dan hanya selisih tipis dengan posisi teratas, yaitu China, dengan 53 persen responden.

Menurut Franky, keyakinan para pimpinan perusahaan tersebut cukup signifikan, mengingat aliran modal asing yang masuk ke Asia Pasifik sudah cukup tinggi.

"Jadi, salah satu keterangan dalam hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya wajar apabila tahun ini terjadi penurunan, mengingat arus masuk investasi asing ke Asia Pasifik tercatat memiliki angka tertinggi pada tahun lalu," ujarnya.

Hasil survei PWC tersebut juga menunjukkan, secara keseluruhan, 68 persen investasi baru akan dikucurkan di wilayah APEC, dan 32 persen lainnya ke wilayah lain di dunia.

Franky mengatakan, capaian Indonesia dalam hasil survei tersebut akan menjadi modal bagi pemerintah untuk meningkatkan aliran investasi yang masuk ke Indonesia.

"Bapak Wapres Jusuf Kalla dalam CEO Summit kemarin (Rabu, 18 November 2015) menyampaikan hal-hal mengenai bagaimana respons pemerintah terhadap perubahan global dan bagaimana Indonesia melakukan deregulasi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif," katanya.

Realisasi investasi negara-negara yang tergabung dalam APEC memang mendominasi arus investasi yang masuk ke Indonesia.

Berdasarkan data realisasi investasi BKPM, dalam lima tahun terakhir, dari 20 negara teratas, anggota ekonomi APEC berkontribusi hingga 77,5 persen dengan nilai mencapai 76 miliar dollar AS.

Lembaga itu juga mencatat, tren realisasi investasi dari negara APEC terus menunjukkan hal yang positif.

Posisi realisasi investasi negara APEC pada 2010 yang mencapai 9,2 miliar dollar AS meningkat menjadi 10,5 miliar dollar AS pada 2011.

Peningkatan terjadi kembali dengan nilai 12,8 miliar dollar AS pada 2012, serta meningkat cukup drastis menjadi 16,1 miliar dollar AS setahun kemudian pada 2013.

Selanjutnya, pada 2014, realisasi investasi mencapai 15,1 miliar dollar AS. Adapun hingga September 2015, realisasi investasi mencapai 11,9 miliar dollar AS.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com