Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Turun Tangan Kembangkan Bank Syariah

Kompas.com - 21/11/2015, 15:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang ada beberapa persoalan yang dihadapi industri perbankan syariah nasional sehingga pertumbuhannya pun melambat.

Regulator menyatakan, agar perbankan syariah dapat berkembang, pemerintah pun harus memberikan dukungan yang nyata.

Direktur Perbankan Syariah OJK Dhani Gunawan Idhat menjelaskan, perbankan syariah nasional saat ini masih menjadi pengekor ekonomi. Sehingga, apabila perekonomian meningkat, maka kinerja perbankan syariah akan meningkat. Begitu pula sebaliknya.

Padahal, kata Dhani, perbankan syariah nasional seharusnya menjadi penggerak perekonomian nasional.

Dhani memberi contoh, beberapa negara sudah menjadikan perbankan syariah sebagai penggerak perekonomian, misalnya Malaysia.

Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah Malaysia memberikan berbagai kebijakan yang memudahkan perbankan syariah nasional agar dapat tumbuh dan menjadi motor penggerak ekonomi.

"Pemerintah harus turun tangan. Di Malaysia misalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung, seperti insentif pajak, bantuan riset, kemudian dana APBN dan APBD ditempatkan sebagian ke bank syariah," ujar Dhani di Bogor, Sabtu (21/11/2015).

Lebih lanjut, Dhani memaparkan, apabila industri perbankan syariah nasional ingin maju, pemerintah pun harus turun tangan.

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia tersebut bisa menjadi contoh dan acuan bagaimana dukungan pemerintah terbukti mampu mewujudkan perkembangan perbankan syariah.

"Di Malaysia banyak tax holiday untuk perbankan syariah, dan saat ini lebih ke insentif pajak. Kalau di Indonesia jangankan tax holiday, insentif pajak saja tidak ada," tutur Dhani.

Dhani mengungkapan, ukuran perbankan syariah nasional kini masih dikatakan kecil, yakni belum menyentuh 5 persen, sehingga masih menjadi sebatas pengekor perekonomian.

Sementara ia membandingkan porsi pasar perbankan syariah di Malaysia mencapai 24 persen dan Uni Emirat Arab 16 persen.

"Negara-negara lain yang market share perbankan syariahnya besar bisa menjadi penggerak ekonomi. Mereka bisa masuk ke sektor-sektor tertentu, seperti di Malaysia masuk ke sukuk, di Uni Emirat Arab ke sektor properti, dan di Inggris ke pasar keuangan antar-bank syariah," terang Dhani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com