Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Lion Air Hadang Pesawat, Tanggung Jawab Siapa?

Kompas.com - 23/11/2015, 23:49 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian delay pesawat Lion Air JT 898 Jakarta-Makassar hingga enam jam di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (21/11/2015) menyisakan ironi.

Bagaimana mungkin penumpang Lion Air bisa berkeliaran di apron bandara dan menghadang pesawat lainnya yang belum tinggal landas?

Padahal, apron adalah wilayah steril di bandara. Lantas siapa yang patut bertanggung jawab atas kejadian tersebut?

"Seharusnya tanggung jawab penumpang itu ada di pihak maskapai (Lion Air) itu sendiri," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata di Jakarta, Senin (23/11/2015).

Berdasarkan informasi saat kejadian, para penumpang pesawat Lion Air JT 898 menghadang pesawat Lion Air JT 778 jurusan Jakarta-Makassar yang ingin menuju runway untuk lepas landas.

Penumpang pesawat JT898 menghadang dengan berteriak-teriak sehingga memicu kepanikan penumpang pesawat penumpang pesawat JT 778 yang sudah berada di dalam pesawat.

Mereka pun langsung berhamburan keluar pesawat dengan membuka pintu darurat pesawat. Menurut Kemenhub, kejadian tersebut seharusnya bisa antisipasi apabila maskapai mengatur para penumpangnya.

"Maskapai yang sudah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) delay harus diatur secara baik. Bukan sekadar diberi kebutuhan kompensasi aja. Tapi juga kebutuhan informasi harus terus disampaikan. Supaya intens apa yang terjadi penumpangnya harus tahu," kata Barata.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait sendiri sudah meminta maaf karena delay panjang pada akhir pekan lalu. Menurut dia, telah terjadi miskoordinasi di internal sehingga menyebabkan jadwal penerbangan tidak bisa dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com