Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk TPP, Komoditas Harus Diubah Menjadi Produk

Kompas.com - 24/11/2015, 14:50 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati mengatakan, Indonesia memang memiliki kekuatan untuk ambil bagian dalam Pakta Perdagangan Trans-Pasifik (Trans Pacific-Partnership/TPP).

Sayangnya, kekuatan tersebut masih berupa kekayaan alam yang mayoritas belum banyak diolah.

“Sebenarnya, kita sangat menguasai sumber daya alam. Itu kan yang memang diincar RCEP maupun TPP. Problemnya di kita sendiri. Bagaimana kita mengubah dari komoditas menjadi produk,” kata Enny kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (24/11/2015).

Menurut Enny, komoditas mentah ini harus diolah terlebih dahulu sehingga memiliki nilai tambah lebih tinggi. Industri manufaktur perlu ditumbuhkan.

Enny menambahkan, inilah yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah untuk saat ini. “Yang bisa diolah dan mempunyai permintaan pasar tinggi, dan juga punya daya saing dan memungkinkan dalam jangka waktu pendek menengah ini, apa? Kan tidak mungkin semua produk,” kata Enny.

Sejauh ini, ucap dia, baru beberapa komoditas yang diolah dan bisa diandalkan dalam perdagangan dengan negara-negara peserta TPP. Di antara komoditas itu berasal dari perkebunan, pangan, dan perikanan.

“Di CPO, kita menguasai sekali. Kemudian ada kakao, karet, rotan, dan juga perikanan,” sebut Enny.

Sementara itu, untuk komoditas lainnya, pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah membangun industri hilirnya. Menurut Enny, proses ini membutuhkan waktu dan tidak bisa dikerjakan paralel bersamaan dengan masuknya Indonesia ke TPP.

“Kalau langsung sekarang (masuk), bagaimana kita punya kesempatan? Yang ada, begitu kita masuk TPP, kita mensuplai komoditas sangat murah buat mereka,” sambung dia.

“Kan kita harus belajar dari FTA China, FTA Jepang. Itu kan kita memasok sumber daya murah untuk komoditas mereka, sementara kita menjadi produk pasar mereka,” ucap Enny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Spend Smart
Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com