Berdasarkan data per November, hal tersebut semakin menegaskan bahwa kondisi perekonomian negara tersebut memang mengalami pelemahan.
China merupakan salah satu kunci perekonomian global, dan investor terus memantau indeks manufaktur negara tersebut.
Dari data statistik yangd irilis pemerintah China diketahui indeks manufaktur negara ini turun menjadi 49,6 pada November.
Level tersebut lebih rendah dari perkiraan para analis yang memprediksi indeks manufaktur China masih berada di atas 50.
Indeks tersebut turun dalam empat bulan berturut-turut dan berada di posisi terendah setelah Agustus 2012.
Pemerintah China menyatakan pelemahan indeks manufaktur disebabkan oleh turunnya permintaan pasar domestik dan ekspor. Selain itu, rendahnya harga komoditas juga turut menyumbang pelemahan indeks manufaktur.
"Menghadapi tekanan perekonomian, belanja industri juga mengalami perlambatan," ujar pemerintah China dalam keterangan resminya, sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (1/12/2015).
Hingga saat ini China menjadi produsen terbesar berbagai barang untuk kemudian diekspor ke negara lain.
Perlambatan indeks manufaktur tak hanya mengindikasikan melemahnya perekonomian negara itu sendiri, melainkan juga mecerminkan perekonomian global.
Pertumbuhan ekonomi China'mencapai 7,3 persen pada tahun lalu dan berada di posisi terendah sejak 1990.
Para analis dan politisi menyatakan CHina membutuhkan keseimbangan dalam perekonomian. Sehingga tak hanya bertumpu pada ekspor melainkan juga konsumsi domestik.