Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 5 Tambang Emas Terbesar di Dunia

Kompas.com - 03/12/2015, 11:16 WIB
KOMPAS.com - Sejak jaman dahulu kala, tambang emas selalu diperebutkan oleh berbagai kelompok. Sampai sekarang pun, nasib tambang emas tetap seperti itu, diperebutkan. Maklum saja, satu tambang emas  bisa menghasilkan uang triliunan rupiah.

Grasberg dengan operatornya PT Freeport yang ada di kawasan Nusantara dan disebut-sebut sebagai pertambangan emas terbesar di dunia, mempunyai cadangan emas hampir 30 juta troy ounces. Kalau dirupiahkan, cadangan emas ini nilainya setara Rp 1.200 triliun.  

Berikut ini 5 tambang emas terbesar di dunia

1. Grasberg
Lokasi   : Papua, Indonesia
Penambang : PT Freepot Indonesia
Produksi :    1,440 juta troy ounces (tahun 2011)
Cadangan :   29,8 juta troy ounces  emas dan 2,35 miliar ton material bijih atau ore yang mengandung mineral berharga.
Jumlah tenaga kerja :  20.000 orang

Tambang emas ini menjadi pro dan kontra bukan hanya dari sisi lingkungan,  tapi juga karena keuntungan darei emas yang dihasilkan dari tambang ini tidak berdampak besar bagi peningkatahn kualitas kehidupan rakyat di sekitarnya.

Cadangan emas di Papua yang mencapai 29,8 juta troy ounces  ini merupakan cadangan terbesar atau mencakup 95 persen dari total cadangan emas Freeport di dunia.
      
Perusahaan tambang yang berinduk di Amerika Serikat (AS) ini kontraknya akan habis pada 2021. Freeport sedang menunggu kepastian dari Pemerintah RI  agar kontrak bisa diperpanjang hingga 2041.

Isu perpanjangan kontrak Freeport di Papua ini menimbulkan kegaduhan dan menjadi isu besar yang menyeret Ketua DPR Setya Novanto yang diduga telah mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden.

KOMPAS/AGUS SUSANTO Freeport

Halaman:
Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com