Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Bangun Metropolitan, Jabar Perlu Rp 600 Triliun

Kompas.com - 07/12/2015, 13:38 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Dalam kurun waktu 2016-2050, Jawa Barat akan membangun metropolitan di sejumlah titik. Di antaranya Bodebekkarpur (Bogor-Depok-Bekasi-Karawang-Purwakarta), Bandung Raya, dan Cirebon.

“Meskipun Jabodetabek metropolitan, namun yang berkembang hanya Jakartanya saja. Karena orang hanya ada di Depok, Bogor, dan Bekasi untuk tidur, sedangkan bekerja di Jakarta,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Deny Djuanda kepada Kompas.com, Senin (7/12/2015).

Ke depan, Bogor-Depok-Bekasi-Karawang-Purwakarta akan membentuk metropolitan tersendiri. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sama besarnya dengan Jakarta.

Apalagi, luas lima daerah di Jabar ini enam kali lebih besar dibanding Jakarta. Selain itu, titik metropolitan lainnya adalah Bandung Raya. Terdiri dari Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian Kabupaten Bandung, dan sebagian ekor dari Kabupaten Sumedang (Jatinangor).

“Konsepnya perkotaan, jadi tidak seluruh Kabupaten Bandung dan Sumedang yang tergabung dalam proyek ini. Selain dua titik itu, terdapat satu titik lainnya di Cirebon (Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu),” ungkapnya.

Kebutuhan dana untuk proyek ini mencapai Rp 600 triliun. Kebutuhan dana tersebut salah satunya akan dipenuhi oleh Bank BJB. Karena itu, pihaknya bersama Bank BJB akan roadshow ke sejumlah daerah di Jabar untuk berhitung.

“Bank BJB memiliki cabang di seluruh Jabar. Semua cabang ini diminta bantuannya dalam pembiayaan,” katanya.

Pembiayaan yang dilakukan dalam proyek ini dibagi dua, yakni infrastruktur dan manusia. Untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, kereta api cepat, bandara, dan lainnya. Hal yang menantang adalah pembangunan manusia.

“Kami ingin menciptakan metropolitan yang nyaman. Karena metropolitan kerap diidentikan dengan nilai kejahatan yang meningkat dan beberapa hal buruk lainnya,” tuturnya.

Deny mengungkapkan, pembangunan ini akan dilakukan berbarengan. Hal ini untuk menghindari disparitas pertumbuhan ekonomi.

“Kita tahu, kalau Bandung dulu yang dibangun nanti semua orang bergeser ke Bandung, begitupun kalau Cirebon yang duluan. Makanya kami ingin melakukannya berbarengan agar pertumbuhan ekonomi di tiap tempat merata,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com