Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Masih Banyak Ketidakpastian pada Perekonomian Tahun Depan

Kompas.com - 07/12/2015, 14:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian global di sepanjang tahun 2015 mengalami berbagai tantangan yang berdampak langsung pada perekonomian Indonesia.

Akan tetapi, banyak pihak yang memprediksi bahwa kondisi perekonomian akan membaik di tahun 2016.

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro, meskipun banyak pihak yang menyatakan optimis dengan kondisi ekonomi di tahun 2016, namun sebenarnya masih banyak ketidakpastian dalam kondisi perekonomian global.

Bahkan, ketidakpastian tersebut terjadi di berbagai aspek. "Tahun 2016 tidak bisa dikatakan pasti lebih prospektif. Kita harus tetap hati-hati, meski ada potensi lebih baik," kata Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (7/12/2015).

Bambang merinci beberapa kondisi yang memberi pengaruh besar terhadap perekonomian global termasuk Indonesia di tahun 2015.

Rencana bank sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga acuan atau Fed fund rate pada bulan Desember ini mempengaruhi pasar keuangan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok pun turut mempengaruhi kondisi perekonomian global. Pasalnya, perekonomian negara tersebut diyakini tidak akan kembali melaju kencang dan diprediksi hanya akan pada kisaran 6 hingga 7 persen.

"Harga komoditas turun sejak tahun 2012, tapi terendahnya di tahun 2015. Harga minyak juga turun sejak tahun 2014 namun bottom terendah di 2015. 2015 memang tahun yang kurang cerah dari sisis ekonomi global dan dampaknya langsung ke perekonomian kita," tutur Bambang.

"Kita harus memperhitungkan dampak Fed fund rate masih berlanjut di tahun depan. Perlambatan Tiongkok juga akan jadi permanen karena tidak hanya terjadi perlambatan, tapi juga perubahan paradigma struktural di pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Harga komoditas belum ada tanda-tanda rebound, harga minyak sepertinya juga seperti itu," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com