Atase Ketenagakerjaan KBRI Abu Dhabi, Janususila, mengatakan dengan kondisi tersebut yang menjadi tantangan saat ini adalah mengupayakan agar lowongan untuk pekerjaan di sektor formal di Uni Emirat Arab dapat diisi oleh tenaga kerja dari Indonesia.
"Karena banyak tenaga kerja dari negara kita yang memiliki kompetensi sesuai yang dipersyaratkan di sektor formal tersebut," kata Janu, Selasa (8/12/2015) lalu.
Janu mencontohkan, saat ini di Abu Dhabi dan Dubai ada 85 orang Indonesia bekerja sebagai profesional, termasuk dibidang minyak dan gas. Mereka menduduki jabatan pengambil keputusan. Selain mereka, di Abu Dhabi dan Dubai ada 9.015 orang yang bekerja pada sektor formal.
"Ini artinya kompetesi tenaga kerja kita diakui di UEA. Kalau saja PPTKIS mau meningkatkan profesionalitasnya, untuk mendapatkan lowongan di sektor formal kesempatanya terbuka luas," tutur Janu.
Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro menanggapi positif perihal peluang kerja di UEA bagi tenaga kerja Indonesia disektor formal yang masih terbuka luas ini.
"Memang. dimungkinkan ditempuh dengan cara membuka skema penempatan Government to Privat (G to P)," katanya.
Namun, Agusdin berharap ada PPTKIS yang mau berupaya untuk menembus pasar sektor formal di UEA.
"Kalau PPTKIS tidak ada yang mau menembus peluang ini, ya ditempuh lewat mekanisme G to P," ujar Agusdin.
Dia menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Janususilo sebagai terobosan yang dapat memperluas kesempatan kerja ke luar negeri.
"Caranya dengan dengan menggandeng Diaspora Indonesia yang sudah menjadi tenaga profesional bekerja di UEA/PEA," tutup Agusdin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.