Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Minyak

Kompas.com - 10/12/2015, 10:37 WIB
KOMPAS.com - Jatuhnya harga minyak mencapai level terendah dalam tujuh tahun terakhir pada dua hari belakangan ini membawa banyak konsekuensi, dari penurunan kurs mata uang, penurunan harga saham-saham energi, hingga pemangkasan anggaran.

Bagi negara importir seperti Indonesia, penurunan harga minyak justru membawa berkah. Sebagai net importir minyak, penurunan harga minyak dunia berdampak positif bagi Indonesia.

Harga minyak yang rendah dapat membantu menjaga inflasi, bahkan mulai diberitakan mengenai wacana penurunan harga bahan bakar minyak. Meski demikian, wacana ini tampaknya tidak mudah dilakukan karena ada hambatan lain, yaitu penurunan nilai tukar rupiah.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate turun hingga mencapai 37 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah jenis Brent turun menjadi 40 dollar AS per barrel untuk pertama kali sejak 2009.

Pasokan minyak yang berlimpah, penurunan permintaan dan keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang tidak menurunkan kuota produksi menjadi faktor-faktor penyebab penurunan harga minyak.

Secara umum, penurunan harga minyak dikhawatirkan akan memperlemah pertumbuhan ekonomi global dan mengurangi laju inflasi. Padahal, Amerika Serikat dan Eropa sedang berjuang menciptakan inflasi agar pertumbuhan ekonominya menguat.

Penurunan harga minyak mentah itu juga ikut memengaruhi nilai tukar dari negara pengekspor minyak seperti Kanada dan Norwegia. Demikian pula dengan mata uang yang terkait dengan komoditas barang tambang seperti dollar Australia. Ketika harga minyak turun, turun pula harga bahan baku tambang.

Kurs dollar Kanada turun tajam terhadap dollar AS. Hari ini sempat naik 0,2 persen menjadi 1,3531 per dollar AS. Posisi itu merupakan posisi terkuat dollar AS terhadap dollar Kanada sejak pertengahan 2004.

Hal serupa terjadi juga terhadap kron Norwegia. Kron turun hingga ke posisi terendah dalam enam pekan terakhir terhadap euro di pasar London. Euro naik 0,5 persen dan mencapai posisi 9,43 per kron.

Ketidakmampuan OPEC mencapai kata sepakat untuk mengurangi kuota produksi minyak membuat banyak orang khawatir pasokan minyak semakin berlimpah dan harga semakin merosot. Pengekspor minyak terbesar di dunia, Arab Saudi, menolak pemangkasan kuota produksi.

Arab Saudi berkepentingan untuk menantang pesaingnya, AS, yang banyak menghasilkan minyak dari bebatuan atau shale oil. Harga minyak yang terus melorot membuat perusahaan pengeksplorasi shale oil menengah di AS terbelit utang karena biaya produksi yang mahal, sementara penghasilan terus menurun. Arab Saudi berharap, perusahaan itu tutup dan tidak mampu lagi menghasilkan minyak.

Anggota OPEC yang lain dan tidak memiliki cadangan devisa atau sumber penghasilan lain, seperti Venezuela, berharap ada pemangkasan kuota sehingga harga minyak naik. Penurunan harga minyak berarti penghasilan semakin tipis bagi negara seperti Venezuela.

Harga minyak yang terus merosot juga membuat Pemerintah Rusia pusing. Sebagai salah satu negara penghasil minyak, pendapatan Rusia ikut tergerus.

Wakil Menteri Keuangan Rusia Alexei Moiseey mengatakan, Rusia harus memangkas lagi anggarannya lebih dalam karena penurunan harga minyak, terutama jika harga minyak mencapai 20 dollar AS per barrel. Rusia telah mulai memangkas anggaran ketika harga minyak berada pada level 60 dollar AS per barrel.

Anggaran Rusia pada 2016 memiliki defisit 3 persen dari produk domestik brutonya, berdasarkan harga minyak mentah pada kisaran 40-50 dollar AS per barrel. Jika harga minyak berada di bawah harga tersebut, pendapatan pun terus tergerus.

Banyak analis, seperti dari Goldman Sachs, yang menyatakan harga minyak dapat turun terus mencapai 20 dollar AS per barrel. Sementara Badan Energi Internasional memperkirakan pasokan minyak dunia akan mencapai rekor tertinggi. (Joice Tauris Santi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com