Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPP, Jangan Hanya Sekadar Ikut

Kompas.com - 12/12/2015, 16:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Republik Sosialis Vietnam telah mantap ikut dalam kerjasama Trans Pacific Partnership (TPP) yang diinisiasi oleh Amerika Serikat. Meski begitu, masih ada pro dan kontra sebelum Vietnam akhirnya memutuskan masuk TPP.

Kini giliran Indonesia yang menimbang perlu atau tidaknya bergabung ke TPP. Apa keunggulan Indonesia masuk TPP?

Jalan Vietnam menjadi anggota TPP tidaklah mulus.

Sejumlah industri domestik negeri itu, seperti baja, industri perunggasan dan peternakan (poultry) sempat memprotes rencana pemerintah Vietnam untuk bergabung dengan blok dagang itu.

Adapun, industri tekstil, garmen, dan sepatu di Vietnam sangat mendukung keputusan pemerintahnya untuk menjadi anggota TPP. Maklumlah, industri itu telah lama mengandalkan pasar Amerika Serikat (AS).

Pemerintah Vietnam memutuskan tetap ikut TPP untuk memperkuat industri tekstil dan sepatunya yang selama ini telah memiliki daya saing di pasar global, daripada melindungi industri baja dan poultry yang selama ini memang tak bisa bersaing.

“Setelah diputuskan Vietnam ikut TPP, kami bertemu dengan industri baja dan poultry untuk menginformasikan dampak apa yang akan terjadi agar mereka bisa menyiapkan diri,” kata Hoang Anh Tuan, Duta Besar Republik Sosialis Vietnam untuk Indonesia, saat bertemu Kontan, Kamis (10/12/2015).

Menurut Hoang Anh, pemerintah Vietnam tidak punya kemewahan untuk memberi insentif, baik yang berupa pajak dan non-pajak kepada industri yang dirugikan akibat keikutsertaan Vietnam dalam TPP.

Melalui TPP yang akan resmi berlaku dua tahun mendatang, Vietnam berharap dapat menangguk untung dari sejumlah perjanjian kerjasama di bidang perdagangan dan non perdagangan.

Ambil contoh penurunan bea tarif di negara-negara anggota TPP terhadap produk unggulan Vietnam, yakni tekstil, garmen, dan sepatu.

Vietnam juga berharap diuntungkan dari adanya ketentuan tentang asal usul barang (country of origins).

Dengan ketentuan ini, perusahaan global dan regional memindahkan produksinya ke Vietnam agar bisa mengekspor ke negara-negara TPP melalui Vietnam.

Harapan Vietnam dan Indonesia dalam TPP tak sepenuhnya sama.

Menurut pengamat perdagangan internasional Gusmardi Bustami, Indonesia harus melihat sektor industri di Vietnam dengan Indonesia. Pemerintah juga harus menimbang kondisi perdagangan bebas yang pas.

Menurut Gusmardi, dari 12 anggota TPP, sebanyak tujuh anggotanya telah mengikat perdagangan bebas dengan Indonesia maupun melalui ASEAN.

Halaman:
Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com