Sebagaimana diketahui, pada penutupan perdagangan Senin (14/12/2015) sore, nilai tukar mata uang Garuda melemah sebesar 0,93 persen di posisi Rp 14.122 per dollar AS.
Menurut Darmin, pemilik dana lebih memperhatikan pengaruh dari eksternal daripada internal.
“Kalau ada kebijakan perubahan tingkat bunga (the Fed) itu biasanya akan membuat pemilik dana lebih terpengaru, dari sekedar data (ekonomi domestik),” ungkap Darmin kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar kembali mendapat tekanan berat sepekan terakhir, setelah adanya isu kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve AS.
Darmin mengatakan, memang jelas isu itu membuat orang berspekulasi. Tekanan terhadap mata uang Garuda diprediksi akan terus terjadi sampai akhir pekan ini.
Meski begitu, Darmin menyatakan pemerintah telah menyiapkan kebijakan responsif.
“Kita akan siapkan kebijakan juga untuk menjawab itu. Tapi mungkin dalam satu-dua hari ini (baru dikeluarkan),” ucap Darmin.