Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Panduan Perencanaan Investasi dengan Reksa Dana

Kompas.com - 15/12/2015, 06:07 WIB

Oleh Rudiyanto
@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Berinvestasi di reksa dana tanpa rencana ibarat berkendara tanpa tujuan. Ragu-ragu ketika ada persimpangan dan rentan kecelakaan karena belok sembarangan. Jadi, sebelum berinvestasi, calon investor harus memiliki perencanaan investasi yang jelas, bagaimana caranya?

Perencanaan investasi yang baik adalah perencanaan yang memenuhi prinsip SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Time Bound).

Intinya suatu rencana harus jelas (Specific), bisa dinyatakan dalam nominal (Measurable), bisa dicapai berdasarkan kondisi keuangan dan pilihan reksa dana yang tersedia (Attainable), pilihan reksa dana sesuai dengan tujuan (Relevant) dan adanya batasan waktu (Time Bound).

Referensi :Perencanaan Investasi Dengan Prinsip SMART dan Memilih Reksa Dana Sesuai Tujuan Investasi

Sebagai contoh, misalkan sebuah keluarga muda terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki. Keluarga tersebut sedang membuat persiapan masuk Perguruan Tinggi untuk anaknya yang saat ini berusia 10 tahun. Perencanaan yang memenuhi prinsip SMART sebagai berikut :

Specific

Jurusan Ekonomi – Manajemen Keuangan Universitas Indonesia

Measurable

Biaya saat ini sekitar Rp 100 juta dan diperkirakan akan menjadi Rp 214 juta pada saat dibutuhkan dengan asumsi inflasi 10 persen per tahun

Attainable dan Relavant

Pilihannya menggunakan reksa dana saham dengan cara investasi bulanan Rp 1.1 juta per bulan asumsi tingkat return reksa dana saham 17 persen per tahun

Time Bound

Perhitungan di atas menggunakan periode waktu 8 tahun yaitu reksa dana akan dicairkan pada saat anak berusia 18 tahun.

Bagi calon investor awam, membuat perencanaan investasi seperti di atas bukanlah perkara yang mudah. Bagi yang berlatar belakang ekonomi dan keuangan sekalipun, terkadang terdapat beberapa hal yang belum tentu dipahaminya.

Untuk itu, dalam membuat perencanaan investasi ada 3 Pekerjaan Rumah yang harus dilakukan oleh investor antara lain :

Mencari Informasi Kebutuhan Biaya dan Asumsi Inflasi
Besaran biaya pendidikan bisa bervariasi bahkan untuk jurusan yang berbeda dalam perguruan tinggi yang sama. Biasanya untuk jurusan teknik seperti komputer, desain, dan kedokteran membutuhkan biaya pendidikan yang lebih mahal 100 persen-200 persen dibandingkan jurusan ekonomi.

Kemudian biaya pendidikan antara perguruan tinggi swasta berbeda dengan pemerintah, demikian pula untuk biaya pendidikan luar negeri.

Tujuan keuangan juga bukan hanya pendidikan anak saja, akan tetapi juga bisa berbagai kebutuhan lainnya seperti DP Rumah, Biaya Pernikahan, Liburan Keluarga, Biaya Pendidikan Lanjutan, mengembangkan kekayaan hingga perencanaan jangka sangat panjang seperti pensiun. Besar kecilnya tentu sangat tergantung pada gaya hidup masing-masing.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi investor perlu membuat PR dengan mencari tahu atau menetapkan berapa nominal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangannya.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, informasi tersebut bisa diperoleh dengan cara browsing secara online.Namun tidak ada salahnya juga jika dikombinasikan dengan bertanya langsung ke sumbernya.Dengan demikian informasi tujuan keuangan yang dibutuhkan bisa lebih komprehensif.

Untuk asumsi inflasi, acuan yang dapat digunakan sebagai berikut 6 – 8 persen untuk kebutuhan secara umum, 10 persen untuk biaya pendidikan dalam negeri dan 5 persen untuk biaya pendidikan luar negeri.

Menghitung Kebutuhan dan Modal Investasi
Pada contoh perencanaan investasi di atas terdapat 2 perhitungan. Pertama, menghitung besaran kebutuhan investasi yang diperoleh dengan mempertimbangkan nilai kebutuhan saat ini, inflasi dan jumlah tahun hingga dana dibutuhkan. Biaya pendidikan saat ini Rp 100 juta, dengan asumsi naik 10 persen setiap tahun akan menjadi Rp 214 juta pada akhir tahun ke 8.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com